Sulitnya Cari Kerja di Usia 40-an, Pencari Kerja: Kami Masih Bisa

Mencari pekerjaan di Jakarta bukan perkara mudah. Setiap hari, ribuan pencari kerja berusaha mendapatkan pekerjaan melalui jalur online maupun offline.
Banyak dari mereka, termasuk lulusan perguruan tinggi, masih terjebak dalam status pengangguran tanpa kesempatan kerja yang layak.
Pada Rabu (18/6/2025), ratusan pencari kerja memadati Gelanggang Remaja, Koja, Jakarta Utara, untuk mengikuti job fair dengan harapan mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
Usia jadi hambatan
Di antara para pencari kerja, banyak yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan pekerjaan meski telah mengajukan ratusan lamaran. Salah satu kendala utama yang mereka hadapi adalah soal usia.
Erik (42), salah satu peserta job fair, mengaku telah menganggur selama setahun. Ia menyebut batasan usia sebagai penghalang utama.
"Masalahnya adalah batasan usia. Biasanya perusahaan menginginkan kandidat di bawah 35 tahun. Pada usia 40-an, pilihan pekerjaan hanya sebatas driver atau kurir," ujar Erik.
Hal serupa dirasakan Lela (40), yang telah melamar hingga 250 posisi dalam dua tahun terakhir, namun belum juga memperoleh pekerjaan.
"Banyak perusahaan membatasi usia maksimal 35 tahun. Kalau tidak punya koneksi, peluangnya makin kecil," kata Lela.
Tak mudah menyerah
Meski kerap gagal, Lela mengaku tetap berusaha. Ia menyebut hanya sedikit dari lamarannya yang sampai ke tahap wawancara, dan beberapa kali harus mundur karena lokasi kerja yang terlalu jauh dari rumahnya di Tanjung Priok.
Sebagai ibu dua anak, Lela menegaskan dirinya tak akan menyerah dalam mencari pekerjaan.
Di tengah perjuangannya, Lela juga kerap mendapat cibiran dari lingkungan sekitar maupun pihak HRD.
"Banyak yang bilang, 'Usia 40 kok masih cari kerja? Mending jadi ibu rumah tangga saja.' Tapi saya tidak peduli. Saya sudah terbiasa kerja sejak muda, dan tidak nyaman jika hanya tinggal di rumah," ujarnya.
Tawaran gaji tak sesuai
Lela juga mengaku sering mendapat tawaran gaji yang tidak layak, jauh di bawah upah minimum regional (UMR) Jakarta.
"Saya pernah ditawari gaji Rp 2 juta sampai Rp 3 juta, padahal sebelumnya saya kerja sebagai akuntan dengan gaji lebih dari Rp 5 juta. Saya tidak mau terima yang di bawah UMR Jakarta," tegasnya.
Perjuangan anak muda
Ahmad (28), pencari kerja asal Serang, Banten, juga menunjukkan semangat yang tinggi. Ia rela menempuh perjalanan empat jam demi mengikuti job fair di Koja.
Ahmad sebelumnya bekerja sebagai debt collector, namun memilih mengundurkan diri karena merasa tidak cocok.
Meski sudah dua bulan menganggur, ia tetap optimistis akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahliannya.
Bahkan, orang yang memiliki gelar sarjana sekalipun banyak yang masih menganggur dan belum mendapat kesempatan bekerja.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""