Peluang Setnov jadi Pengurus Partai, Golkar: Dia Senior, Tak Mungkin Dibawah Bahlil

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia menegaskan tak ada larangan bagi Setya Novanto (Setnov) jika ingin kembali jadi pengurus DPP Golkar. Sebab, ia menilai Setnov tidak pernah menyatakan keluar dari partai.
"Pak Novanto itu tidak pernah menyatakan keluar dari partai Golkar dan Golkar tidak pernah menyatakan atau memberikan sanksi atau mengeluarkan Pak Setnov. Jadi dia masih kader Golkar. Nah soal jadi pengurus atau tidak pengurus, tidak ada larangan. Selama dia bersedia dan kemudian pimpinan partai memerlukannya," kata Doli kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Agustus 2025.

Setya Novanto (kedua dari kiri) bebas dari Lapas Sukamiskin, Bandung, Jabar
Namun, Doli mengatakan Setya Novanto pernah menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Menurutnya, Setnov kemungkinan besar tidak akan kembali masuk ke jajaran eksekutif partai.
Sebab, Setya Novanto dinilai lebih senior daripada Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia.
"Jadi mungkin secara kultural, kalaupun memang Pak Novanto masih bersedia, mungkin nggak di eksekutifnya lah. Karena dia senior, kan nggak mungkin di bawahnya Pak Bahlil jadi pengurus. Dia mungkin di dewa-dewa. Tapi kalau yang bersangkutan bersedia," kata Doli.
Kendati begitu, hingga kini DPP Golkar belum secara resmi mengadakan pertemuan dengan Setnov. Komunikasi yang terjalin, katanya, masih sebatas silaturahmi personal antar kader.
"Ya kalau sekarang gini, urgensinya apa? Kalau silaturahim secara pribadi-pribadi komunikasi selama ini sih mungkin ada jalan komunikasi itu. Tapi kalau ketemu DPP kan resmi gitu kan nggak ada. Kalau sesama kader kan nggak ada resmi-resmi. Sama dengan ketemu yang lain, kami kalau ada misalnya Pak Ical, Pak Akbar, sini dong diskusi. Itu kan apa aja bisa aja," jelasnya.
Doli juga menepis anggapan bahwa Golkar mengambil inisiatif untuk menawarkan jabatan kepada Setnov. Menurutnya, mekanisme penyusunan kepengurusan selalu dimulai dari Munas dan tidak dilakukan dengan cara mendatangi satu per satu tokoh senior.

Setya Novanto.
"Pokoknya gini loh, penyusunan kepengurusan itu kan selalu dimulai dari Munas. Munas itu ada susunan pengurus, semua diakomodir. Ada yang bersedia masuk, ada yang tidak. Selama dia jalan. Nah di tengah-tengah jalan ini kan urgensinya apa? Kita datang-datang ke satu orang, misalnya kamu mau ya pengurus gitu kan? Maksudnya kultural aja," pungkas dia.