Top 6+ Kesalahan Memilih Tempat Parkir yang Bikin Kantong Jebol
Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta terus menggencarkan penertiban parkir liar. Hal itu dilakukan agar dapat melancarkan arus lalu lintas.
Sebab parkir liar bisa menghambat jalannya arus lalu intas. Sehingga menyebabkan kemacetan di jalanan.
Oleh sebab itu pemilik motor dan mobil harus menempatkan kendaraan di lokasi parkir resmi.
Namun tidak boleh sembarangan juga dalam memilih tempat parkir resmi. Jika tidak maka Anda terpaksa merogoh kocek cukup dalam karena tarif parkir yang membengkak.

Selain itu masih ada risiko lainnya. Seperti kehilangan barang sampai kerusakaan barang akibat parkir di lokasi tak layak.
“Banyak orang tidak menyadari bahwa perlindungan konsumen di area parkir juga membutuhkan peran aktif dari pengguna,” ucap Charles Oentomo, Presiden Direktur Centrepark dalam keterangan resmi, Jumat (04/07).
Menurut Charles ada enam kesalahan yang sering dilakukan para pengguna kendaraan ketika ingin memilih parkir.
“Dari membaca tarif, menyimpan bukti transaksi, hingga mengetahui jalur pengaduan saat menghadapi masalah,” lanjut dia.
Berikut KatadataOTO rangkumankan enam kesalahan yang sering dilakukan saat memilih parkir serta membuat kantong jebol.
6 Kesalahaan Memilih Lokasi Parkir yang Kerap Terjadi
1. Langsung Masuk Tanpa Cek Tarif
Meski terkesan sederhana ini adalah kesalahan yang paling sering dilakukan. Banyak pengendara terburu-buru menarik tiket tanpa memperhatikan papan informasi tarif di pintu masuk.

Padahal setiap lokasi dapat menerapkan skema tarif berbeda. Mulai dari flat rate, progresif per jam hingga biaya khusus akhir pekan.
2. Parkir di Sembarang Area
Tergesa-gesa cari slot kosong kadang membuat pengendara asal berhenti di tempat yang dianggap ‘masih bisa’. Padahal marka parkir bukan hiasan.
Menyalahi marka dapat membuat kendaraan Anda sulit dilacak jika terjadi hal tak diinginkan.
Paling parah dapat mengganggu kendaraan lain serta menimbulkan gesekan kecil, baik secara fisik maupun emosional.
“Parkir yang rapi dan sesuai marka bukan hanya soal estetika, tetapi juga menyangkut efisiensi ruang, keamanan kendaraan serta kemudahan dalam sistem pemantauan,” kata Charles.

3. Tak Tahu Harus Komplain ke Mana
Banyak pengguna parkir merasa dirugikan namun hanya meluapkan di media sosial.
Patut diketahui operator profesional memiliki jalur pengaduan resmi yang aktif. Jadi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Lalu tersedia petugas di lokasi untuk membantu menyelesaikan kendala teknis atau ketidaksesuaian tarif.
4. Meninggalkan Barang Berharga di Kendaraan
Membiarkan barang berharga seperti tas, laptop, gadget, dompet atau belanjaan di dalam kendaraan tetaplah berisiko tinggi. Pencurian dapat terjadi dalam waktu singkat.
Apalagi jika barang diletakkan di tempat terbuka yang mudah terlihat dari jendela mobil.
Pelaku kejahatan kerap memanfaatkan momen lengah dan seringkali mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk memecah kaca atau mengakses kendaraan dengan teknik tertentu.
Hindari menaruh barang di kursi depan atau dashboard. Jika memang harus ditinggal, simpan di bagasi tertutup serta pastikan pintu kendaraan terkunci dengan baik.

5. Jadi Sumber Penyebab Antrean Panjang
Kelalaian kecil seperti meninggalkan karcis parkir atau kartu uang elektronik dalam kendaraan sering berujung pada antrean panjang di gerbang keluar.
Dalam beberapa kasus pengguna juga lupa di mana menyimpan tiket atau baru menyadari saldo uang elektronik tidak mencukupi sesaat sebelum transaksi.
Pastikan saldo uang elektronik mencukupi atau manfaatkan opsi QRIS yang kini tersedia di berbagai lokasi.
Kebiasaan sederhana seperti menyimpan tiket di tempat mudah dijangkau, mengunci kendaraan dengan benar dan mengecek metode pembayaran sebelum masuk ke area parkir dapat meningkatkan efisiensi maupun mengurangi potensi gangguan bagi pengguna lain.
Sikap disiplin ini juga menjadi bagian dari budaya parkir yang aman, tertib dan saling menghormati di ruang publik.

6. Tidak Memastikan Keamanan Lokasi Parkir
Terakhir pengendara harus memastikan bahwa area parkir dikelola oleh pihak profesional dengan sistem manajemen yang jelas serta resmi.
Lokasi yang ideal umumnya dilengkapi CCTV aktif, pencahayaan memadai sampai terdapat petugas bisa dihubungi langsung melalui tombol bantuan di dispenser tiket atau alat parkir.