Panduan Mengganti Coolant Sesuai Rekomendasi Pabrikan

Pentingnya Memahami Kualitas Coolant dalam Menghadapi Kemacetan
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kemacetan menjadi salah satu masalah umum yang dialami oleh pengendara di kota besar.
Hal ini menyebabkan mesin kendaraan bekerja lebih keras dan dapat meningkatkan suhu mesin.
Lantas, muncul pertanyaan apakah kondisi tersebut membuat coolant atau cairan pendingin cepat menurun kualitasnya sehingga perlu diganti lebih sering?
Pemilik bengkel Kebat Motors Bintaro, Tangerang Selatan, Arif Suasono Ariyadi, menjelaskan bahwa coolant dirancang untuk menangani peningkatan suhu mesin, termasuk saat mobil terjebak dalam kemacetan.
“Penggantian coolant lebih sering karena mobil sering kena macet tidak perlu, karena memang kerjanya coolant untuk itu, sehingga sudah diperhitungkan,” ucap Arif kepada Kompas.com, Jumat (15/8/2025).
Kualitas dan Volume Coolant Harus Diperhatikan
Menurut Arif, konsumen hanya perlu memperhatikan kualitas dan volume coolant.
Jika kondisi coolant sudah buruk atau mencapai batas waktu pergantian, maka sebaiknya tidak ditunda. “Bila coolant sudah jelek, seperti meningkatnya kotoran dan menurunnya kandungan coolant, itu harus diganti segera agar tidak terjadi overheating,” tambahnya.
Ilustrasi air coolant warna-warni.
Arif juga menyatakan bahwa penurunan kualitas coolant umumnya disebabkan oleh usia pemakaian, kotoran, dan kualitas masing-masing produk. “Panas tidak lantas membuat coolant lebih cepat menurun kualitasnya, setiap produk punya batasnya masing-masing, kapan waktunya ganti,” ujarnya.
Oleh karena itu, coolant dirancang untuk bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Penggantian yang lebih sering biasanya tidak diperlukan, kecuali jika terdapat tanda-tanda masalah pada sistem pendinginan kendaraan.
Ilustrasi cek coolant radiator.
Rekomendasi Penggantian Coolant Secara Berkala
Coolant memiliki fungsi utama untuk menjaga suhu mesin tetap stabil dengan menyerap panas berlebih dan mencegah overheating. “Umumnya, coolant perlu diganti setiap 40.000 - 80.000 kilometer, atau setiap 2-3 tahun, tergantung jenis coolant yang digunakan, setiap produk beda-beda,” ucap Arif.
Selain melakukan penggantian secara berkala, konsumen juga dianjurkan untuk memeriksa kondisi coolant secara rutin.
Jika coolant berubah warna menjadi keruh, terdapat endapan, atau volume berkurang drastis, segeralah ganti.
Tidak hanya itu, perawatan sistem pendingin juga sangat penting.
Konsumen perlu memastikan volume coolant cukup, memeriksa selang radiator dan kipas pendingin, serta membersihkan radiator dari kotoran.
Kesimpulan: Ganti Coolant Sesuai Rekomendasi Pabrikan
Dengan penjelasan dari Arif, dapat disimpulkan bahwa mengganti coolant lebih sering akibat kemacetan bukanlah langkah yang tepat.
Sebaliknya, konsumen disarankan untuk mengganti coolant sesuai dengan rekomendasi pabrikan dan memperhatikan kondisi coolant secara berkala.
Hal ini penting untuk menjaga performa mesin dan mencegah terjadinya masalah yang lebih serius.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!