Perkuat Bisnis, Waskita Karya Rombak Jajaran Dewan Komisaris

Emiten konstruksi pelat merah, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), merombak jajaran Dewan Komisaris melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 20 Agustus 2025.
Corporate Secretary WSKT, Ermy Puspa Yunita mengatakan, penyesuaian ini merupakan wujud komitmen perseroan agar tetap adaptif terhadap dinamika industri, dan menyiapkan strategi dalam menghadapi tantangan ke depan.
"Perubahan ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Waskita untuk memperkuat fundamental perusahaan, meningkatkan sinergi, sekaligus memastikan pemulihan kinerja keuangan perseroan. Proses restrukturisasi yang sedang kami jalankan pun akan terus menjadi prioritas," kata Ermy dalam keterangannya, Kamis, 21 Agustus 2025.

Pekerja proyek Waskita Karya
Ermy menegaskan, perombakan ini bertujuan meningkatkan struktur pengawasan demi meningkatkan kinerja perusahaan, memperkuat tata kelola, peningkatan kinerja operasional, serta transformasi bisnis berkelanjutan.
Dia merinci, saat ini posisi Komisaris Utama dan Independen dijabat oleh Heru Winarko. Sementara posisi Komisaris Independen antara lain dijabat oleh Aqila Rahmani, Muhammad Harrirar Syafar, dan Muhammad Abdullah Syukri. Sedangkan posisi Komisaris diduduki oleh Ade Abdul Rochim dan Hasby Muhammad Zamri.
Selanjutnya di jajaran Dewan Direksi, Direktur Utama masih dijabat oleh Muhammad Hanugroho. Sementara Wiwi Suprihatno menjabat sebagai Direktur Keuangan, Rudi Purnomo sebagai Direktur Business Strategic, Portfolio & Human Capital, Ari Asmoko sebagai Direktur Operasi I, dan Dhetik Ariyanto sebagai Direktur Operasi II.
"Kami meyakini formasi kepengurusan baru ini dapat semakin memperkuat strategi bisnis perseroan. Ke depannya, Waskita akan terus fokus mendorong pemerataan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat luas," kata Ermy.
Dari sisi kinerja keuangan, Waskita mulai menunjukkan kinerja positif sepanjang kuartal II-2025, sebagai hasil dari langkah efisiensi dan restrukturisasi yang dilakukan perseroan. Hal itu misalnya terlihat dari kenaikan laba bruto sebesar 14,4 persen year-on-year (yoy) atau Rp 83,1 miliar, sehingga nilainya menjadi sebesar Rp 661,3 miliar dari sebelumnya Rp 578,2 miliar.
Ermy menambahkan, Waskita juga berhasil melakukan efisiensi biaya yang terlihat dari penurunan beban keuangan mencapai 18,3 persen (yoy), dari sebelumnya Rp 2,3 triliun pada kuartal II-2024 menjadi Rp 1,9 triliun.
"Perseroan saat ini juga terus berkomitmen membayar kewajiban kepada vendor. Per Juni 2025, sisa utang vendor past due Waskita turun drastis hingga 78,53 persen atau sebanyak Rp 267 miliar, dari posisi pada kuartal I-2025," ujarnya.