Peran Strategis Telkom Genjot Kinerja Koperasi Desa Merah Putih hingga Kembangkan AI

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) kian agresif memperkuat perannya sebagai penggerak digitalisasi di berbagai sektor, mulai dari desa hingga industri berskala besar.
Sebulan lalu, tepatnya 21 Juli 2025 di Klaten, Jawa Tengah, Presiden RI Prabowo Subianto hadir bersama jajaran kabinet dan ribuan pemimpin desa atau kelurahan untuk meresmikan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP).
Tidak kurang 8.000 kepala desa dan lurah dari berbagai daerah di Pulau Jawa memenuhi lokasi acara. Tidak ada gegap gempita berlebihan, namun yang hadir menyadari bahwa momen ini penting: koperasi desa mereka kini masuk ke dalam ekosistem digital nasional.
Program KDMP merupakan tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Diresmikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dengan jumlah koperasi yang bergabung mencapai 80.081 unit. Tujuannya jelas, menguatkan perekonomian desa melalui koperasi yang profesional, transparan, dan mandiri.
Di balik momentum besar tersebut, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi salah satu aktor utama. Melalui platform Digi Koperasi, dalam program besar Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) dan akselerasi ekosistem kecerdasan buatan (AI). Telkom merancang sistem yang memungkinkan koperasi desa lebih profesional, transparan, dan efisien dengan tekad membangun konektivitas yang menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Direktur IT Digital Telkom Faizal Rochmad Djoemadi menjelaskan bahwa Digi Koperasi berperan sebagai integrator yang menghubungkan tiga pilar utama, yaitu kementerian/lembaga (K/L), BUMN, dan UMKM.
“Fungsi Digi Koperasi itu menghubungkan tiga besar: kementerian/lembaga, BUMN, dan UMKM,” ujar Faizal dalam paparan “Business Update Penguatan Product Hero Digital & B2B Telkom di Market” di Jakarta. dikutip dari keterangannya, Rabu, 20 Agustus 2025.
Lebih lanjut Faizal merinci fungsi Digi Koperasi. Pertama, Digi Koperasi memfasilitasi hubungan Kementerian Koperasi dengan Kementerian / Lembaga lain sebagai regulator.
Kedua, menghubungkan koperasi dengan BUMN, termasuk Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk pendanaan, dan tujuh BUMN pemasok produk bersubsidi seperti pupuk, Minyak Kita, beras SPHP, tabung gas LPG, hingga obat-obatan. Pemasok itu mencakup Kimia Farma, Bulog, ID Food, Pos Indonesia, Pertamina Patra Niaga, dan Pupuk Indonesia.
Ketiga, Digi Koperasi menghubungkan koperasi dengan UMKM melalui marketplace berbasis Business to Business (B2B), Padi UMKM, sehingga memungkinkan koperasi membeli barang bersubsidi maupun komersial secara daring.
Selain akses kulakan barang, platform ini dilengkapi sistem kasir (point of sales), akuntansi otomatis, hingga dashboard pemantauan kinerja koperasi.
“Koperasi KDMP itu bisa kulakan barang bersubsidi dan barang komersial melalui Padi UMKM. Kita bikin satu platform lengkap, mulai dari belanja hingga akuntansi otomatis,” jelas Faizal.
Selain mendukung digitalisasi desa, Telkom juga mendorong percepatan adopsi kecerdasan buatan (AI). Menurut Faizal, perjalanan AI Telkom dimulai sejak 2018, saat masih bernama data analytics, data engineering, dan machine learning.

OCA AI Telkom.
Selama tujuh tahun, lebih dari 50 solusi AI telah lahir dan terus dikembangkan. Mulai dari AI Databox untuk mengelola data kementerian, legal analytics yang mampu menyederhanakan ratusan regulasi. Kemudian Social Media Analytics untuk memetakan sentimen publik dan CCTV Analytics dengan kemampuan prediktif untuk keamanan.
“Selama tujuh tahun, solusi AI Telkom sudah dipakai oleh 38 persen kementerian/lembaga, 20 persen BUMN dan swasta, dan menghasilkan akumulasi pendapatan hampir Rp1 triliun. Sekarang saatnya market acceleration,” ucap Faizal.
Telkom akan memulai piloting AI di daerah-daerah, memanfaatkan keberadaan 1.046 BUMD. Premisnya jelas: BUMD dianggap mewakili “miniatur Indonesia” dengan 12 sektor vertikal. Adapun strategi yang digunakan yaitu jika AI sukses di BUMD, maka skalanya mudah diperluas ke tingkat nasional.
Selain itu lanjut dia Telkom mencatat kontribusi besar kepada negara pada 2024, mencapai Rp55,7 triliun melalui pajak, PNBP, dan dividen. Dalam lima tahun terakhir, total kontribusinya menyentuh Rp241 triliun.
“Otomatis uang itu dipakai negara untuk kesejahteraan rakyat, dari pendidikan, koperasi, sampai subsidi,” kata Faizal.
Data ini menunjukkan bahwa peran Telkom bukan hanya sebagai korporasi pencetak laba, tetapi juga penopang fiskal negara.