Kawasan Harmoni dan Kota Tua Akan Direvitaliasi, Konsepnya TOD

kota tua, wisata sejarah, harmoni, PT MRT, Kawasan Harmoni dan Kota Tua Akan Direvitaliasi, Konsepnya TOD

Kawasan bersejarah Harmoni dan Kota Tua Jakarta akan direvitalisasi atau dihidupkan kembali oleh PT MRT Jakarta (Perseroda).

Revitalisasi tersebut dilakukan dilakukan seiring dengan proyek pembangunan MRT Fase 2A.

Adapun upaya revitalisasi kawasan bersejarah Harmoni dan Kota Tua dilakukan melalui konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development/TOD).

Revitalisasi itu bertujuan untuk mengintegrasikan stasiun MRT dengan lingkungan sekitarnya, mengubahnya menjadi pusat budaya dan ekonomi baru.

Kepala Divisi Engineering MRT Jakarta, Riska Muslimah, dalam MRTJ Fellowship Program 2025 di Jakarta, Selasa (26/8/2025) menjelaskan bahwa setiap stasiun MRT dirancang dengan visi unik yang disesuaikan dengan konteks kawasannya.

Stasiun Kota, misalnya, akan mengusung visi “Permata Utara Jakarta”, dengan fokus utama menghidupkan kembali kawasan wisata sejarah dan budaya.

Untuk mencapai visi ini, berbagai strategi revitalisasi akan diterapkan, seperti menghidupkan kembali Plaza BEOS sebagai ruang publik yang terintegrasi dengan stasiun, serta mereduksi arus lalu lintas kendaraan di dalam kawasan agar lebih ramah pejalan kaki.

“Kami akan menghidupkan kembali Plaza BEOS supaya hidup lagi menjadi bagian dari ruang publik, kemudian kami juga ada tim peremajaan kanal dan seterusnya, jadi menarik untuk area Kota ini,” ucap Riska seperti dilansir dari Antara, Rabu (28/8/2025).

Selain itu, Jalan Pintu Besar yang menghubungkan Jalan Gajah Mada dan Kota Tua akan ditutup untuk kendaraan pribadi dan hanya bisa dilalui oleh bus serta pejalan kaki.

Riska menambahkan MRT Jakarta akan membangun galeri ikonik di koridor Stasiun Kota untuk memamerkan karya seni dan temuan bersejarah, hingga merevitalisasi kanal dan menerapkan strategi zero run off guna mengurangi risiko banjir.

Ia menuturkan desain Stasiun MRT Kota juga dirancang untuk menciptakan integrasi dan interkoneksi dengan berbagai fasilitas dan juga transportasi umum di kawasan Kota Tua.

Sementara itu, Stasiun Harmoni dirancang dengan visi “Simpul Harmonie”. Visi ini menempatkan stasiun sebagai gerbang utama yang menghubungkan dengan kawasan Kota Tua di utara.

“Kalau dilihat dari selatan, Harmoni itu kan seperti gerbang menuju area Kota Tua. Sepanjang jalur itu ada kanal, jadi itu yang kami expose, bagaimana kami me-reflect itu dalam perencanaan stasiun dan sampai ke kawasan sekitarnya,” kata Riska.

Riska menjelaskan strategi pengembangan kawasan TOD di Harmoni mencakup beberapa poin utama. Penataan kembali area akan dilakukan untuk mengoptimalkan integrasi antara berbagai moda transportasi dan fasilitas pendukungnya.

MRT Jakarta juga akan memperkuat karakteristik koridor utama kawasan dan meningkatkan aksesibilitas bagi pejalan kaki.

Konsep pembangunan ini disebutnya juga berwawasan lingkungan dan mendorong pengembangan hunian di pusat kota untuk memperkuat peran kawasan sebagai transit hub.

Jalur MRT Jakarta Fase 2A akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer. Fase ini terdiri atas tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.

Hingga 25 Juli 2025, progres pembangunan Fase 2A telah mencapai 51,31 persen, sedikit lebih cepat dari target rencana 50,23 persen.

Progres tersebut meliputi segmen 1 rute Bundaran HI-Harmoni sebesar 74,3 persen dan segmen 2 rute Harmoni-Kota dengan realisasi progres 41,6 persen.

PT MRT Jakarta menargetkan Fase 2A segmen 1 selesai pada 2027, dan segmen 2 ditargetkan selesai pada 2029.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!