Klarifikasi Sikap Kasarnya Pada Rafathar, Ternyata Ini Tujuan Raffi Ahmad

Raffi Ahmad dan Rafathar
Raffi Ahmad dan Rafathar

 Momen perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus lalu menjadi sorotan publik setelah aksi Raffi Ahmad dalam sebuah pertandingan sepak bola busa sabun bersama putra sulungnya, Rafathar Malik Ahmad, menuai kontroversi.  Dalam acara yang digelar untuk memeriahkan suasana kemerdekaan, Raffi tampak beberapa kali melakukan tekel keras terhadap Rafathar hingga menyebabkan sang anak mengalami cedera ringan. 

Tak hanya itu, Raffi juga terlihat mengeluarkan ejekan saat Rafathar mendapat perawatan medis di tengah pertandingan. Aksi tersebut terekam dalam unggahan di media sosial dan langsung memicu reaksi keras dari warganet, yang menilai Raffi bersikap kasar terhadap anaknya sendiri.

Menanggapi kritikan yang beredar, Raffi Ahmad akhirnya memberikan klarifikasi saats edang membawakan acara di salah satu televisi swasta. 

Ia menegaskan bahwa tindakannya bukanlah bentuk kekasaran, melainkan bagian dari pendekatan mendidik Rafathar melalui aktivitas bermain. 

“Jadi gue tuh suka ngajarin Rafathar, terkadang kan Rafathar sama gue ini kan quality time-nya itu kan jarang, jadi pas lagi main bola, gue ngajarin dia,” kata Raffi Ahmad, mengutip tayangan YouTube, Kamis, 28 Agustus 2025.

Raffi menjelaskan bahwa Rafathar memiliki kecintaan besar terhadap sepak bola dan jiwa kompetitif yang kuat, sebagaimana yang disampaikan oleh pelatih sepak bolanya. 

“Dia kan memang suka main bola, gue suka denger dari coach-nya. Pelatihnya itu sahabat gue dia ngasih tahu kalau Rafathar itu orangnya kompetitif,” imbuhnya. 

Oleh karena itu, Raffi memanfaatkan momen tersebut untuk mengajarkan nilai sportivitas dan pentingnya menjaga sikap dalam persaingan. 

“Tapi gue ngajarin dia kalau lagi pertandingan ya kita boleh keras-kerasan, tapi setelah itu harus saling memaafkan,” paparnya.

Lebih lanjut, Raffi mengungkapkan bahwa ia ingin Rafathar belajar menyalurkan emosi kepada orang-orang terdekat, khususnya kepada dirinya sebagai ayah. 

“Gue tuh mencoba kalau sama Rafathar kalau apapun, belajar bisa melampiaskan emosinya itu biar ke gue aja,” ungkap Raffi. 

Meskipun terkesan keras selama pertandingan, Raffi selalu menyempatkan diri untuk berbincang secara personal dengan Rafathar setelahnya. Di balik sikapnya yang terekam kamera dan menjadi viral, Raffi Ahmad mengaku menyempatkaan waktu untuk bicara dari hati ke hati kepada sang anak. 

“Tapi nanti kalau dalam keadaan ngobrol berdua, ‘tadi gimana, enggak boleh kayak gitu ya’,” ujarnya.

Sebagai anak sulung, Rafathar dikenal memiliki karakter kuat dan keberanian yang menonjol, bahkan sering kali tidak menunjukkan rasa takut kepada siapa pun. Maka dari itu, Raffi Ahmad ingin mengajarkaan putranya dengan caranya sendiri agar masih ada orang yang bisa ditakuti.

“Rafathar itu kan anak paling besar, kadang dia itu suka gak ada takutnya,” ujar Raffi. 

Untuk menyeimbangkan sifat tersebut, Raffi sengaja membangun imej tegas sebagai ayah agar Rafathar memiliki figur yang disegani. Apalagi dengan kepadatan aktivitasnya sehari-hari, Raffi Ahmad tidak bisa bertemu dengan sang anak setiap waktu. Ia pun memanfaatkan kesempatan yang ada untuk memberikan pelajaran berharga pada anaknya. 

“Karena kan guenya jarang ketemu, supaya dia tuh ada yang ditakutin juga,” pungkas Raffi.

Klarifikasi ini diharapkan dapat meredam kontroversi dan memberikan sudut pandang baru tentang pendekatan Raffi dalam mendidik anaknya. Meski menuai pro dan kontra, niat Raffi untuk membentuk karakter Rafathar melalui pengalaman nyata tampaknya menjadi fokus utama di balik tindakannya.