Penonton Tari Kecak TMII Membeludak, Tribune Penuh Satu Jam Sebelum Pertunjukan
Jumlah penonton tari kecak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) membeludak pada Sabtu (26/4/2025) sore.
Sejak satu jam sebelum digelar, tribune panggung pertunjukan bertajuk "The Mystical Kecak Dance: Hanoman Duta" tersebut sudah dipenuhi penonton.
"Tadi sejak pukul 16.00 WIB sudah full house. Kapasitas maksimal (penonton) 1.000 orang, tetapi yang menonton hari ini lebih dari itu," ujar Humas TMII, Mayang, saat dikonfirmasi Kompas.com pada Sabtu (26/4/2025).
Sebelumnya, tari kecak TMII dijadwalkan berlangsung selama satu jam mulai pukul 17.00 WIB, tetapi pertunjukan tari tradisional ini digelar lebih cepat.
Mayang menuturkan, jadwal tari kecak yang mepet dengan waktu Maghrib menjadi alasan pertunjukan ini dimulai lebih cepat.
"Mulai sekitar pukul 16.30 WIB, diawali dengan tarian pembuka," ungkap Mayang.
Tidak mendapatkan tempat duduk tribune, banyak penonton tari kecak TMII berdiri di belakang sembari mengangkat gawai tinggi-tinggi untuk merekam pertunjukan.
Menurut pantauan Kompas.com di lokasi, area Panggung Budaya Amphitheater sudah dipenuhi penonton pada pukul 17.00 WIB.
Beberapa pengunjung TMII memilih tetap berdiri sembari mengangkat gawai untuk mengabadikan momen pertunjukan satu kali sebulan ini.
Tidak hanya tribune, pengunjung juga memadati area depan danau TMII demi mendengar suara pertunjukan tari kecak dari jauh.
Tingginya antusiasme penonton tari kecak TMII bukan kali pertama terjadi. Menurut Mayang, sejak pertama kali digelar, pertunjukan ini memang menarik minat banyak pengunjung.
Pertunjukan tari kecak mulanya diadakan di Amphitheater JawaDhipa dengan panggung lebih kecil daripada Panggung Budaya Amphitheater.
Melihat banyaknya jumlah penonton, pihak TMII memindahkan lokasi tari kecak ke Panggung Budaya Amphitheater yang baru dibangun, yang sampai saat ini, pembangunannya masih berlangsung.
"Pengunjung pada senang karena enggak perlu jauh-jauh ke Bali untuk menyaksikan tari kecak secara langsung. Gratis lagi," pungkas Mayang.
