Belajar Mengemudi Truk Panjang 12 Meter: Penting Memahami Blind Spot

PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mengundang awak media untuk mencoba menjadi sopir truk.

Salah satu poin penting yang ditekankan adalah memahami blind spot yang dirasakan saat mengemudi.

Lokasi pengetesan dilakukan di area tertutup, tepatnya di Isuzu Training Center, Harapan Indah, Bekasi.

Mengemudikan truk Isuzu Giga dengan panjang 12 meter

Unit yang digunakan juga tidak main-main, yakni Giga model tronton dengan panjang hingga 12 meter.

Sebelum mencoba, dijelaskan terlebih dahulu beberapa area blind spot pada truk dengan menaiki Giga yang sedang parkir.

Blind spot terbesar terletak di sisi kiri bodi, karena jauh dari posisi berkendara dan ada bagian tertutup pintu penumpang, sehingga diperlukan spion tambahan.

Mengemudikan truk Isuzu Giga dengan panjang 12 meter

Setelah memahami blind spot, langsung dipraktikkan dengan mengemudikan Isuzu Giga.

Rintangan yang dibuat terdiri dari manuver kanan dan kiri, kemudian ada lurusan panjang untuk merasakan pengereman, dan diakhiri dengan belokan patah.

Ketika masuk ke kabin Giga, posisi mengemudinya cukup tinggi.

Mengemudikan truk Isuzu Giga dengan panjang 12 meter

Hal ini membuat blind spot di area depan, samping kanan, dan kiri menjadi terasa.

Injak kopling untuk memasukkan gigi satu dan lepas perlahan, maka truk langsung melaju.

Kebetulan posisi bak kosong, jadi tidak perlu menginjak gas terlalu dalam untuk maju.

Mengemudikan truk Isuzu Giga dengan panjang 12 meter

Untuk belokan pertama, cukup patah 90 derajat ke kanan.

Patokannya, ketika melewati titik belok, putar kemudi sebanyak mungkin ke kanan.

Posisi depan truk sudah mepet dengan bagian depan, tetapi tetap aman karena terlihat melalui spion.

Hal yang juga harus diperhatikan adalah panjang truk;

pastikan bak tidak mengenai cone di kanan, sehingga setir harus diputar ke kiri untuk meluruskan bodi.

Mengemudikan kendaraan yang panjang memang membutuhkan kesabaran.

Jadi, tidak bisa asal belok saja, karena ada bodi yang panjang yang harus mengikuti arah kabin.

Kemudian, di lurusan panjang, diminta untuk berakselerasi, naik hingga gigi tiga dan empat.

Tujuannya adalah agar pengemudi bisa merasakan pengereman truk, dari engine brake, exhaust brake, hingga rem kaki.

Cukup dengan mengangkat kaki dari pedal gas dan kopling, truk mengurangi kecepatannya dengan engine brake.

Lalu, mengaktifkan exhaust brake dengan tuas di sisi kiri setir, maka lajunya berkurang dan terdengar suara keras angin dari knalpot.

Sementara itu, rem kaki lebih tepat digunakan ketika kecepatan truk rendah.

Mengingat modelnya yang menggunakan rem angin penuh, jadi cukup pakem.

Terakhir, Isuzu menyiapkan belokan tajam ke kanan dengan rintangan paving block dan ada tiang di sisi kirinya.

Tantangan ini menggambarkan ketika ban belakang naik ke paving block, yang sebenarnya tidak terlalu terasa sampai ke kabin pengemudi.

Rasanya seperti hanya ada getaran kecil di kabin, sehingga jika sopir truk melindas sesuatu di roda belakang, wajar jika kadang tidak menyadarinya.

Kemudian, ada tiang di sisi kiri untuk menggambarkan bahwa saat truk belok kanan, bagian belakangnya akan melenceng ke kiri.

Jadi, saat ada mobil di sisi kiri saat truk mau belok kanan, sudah pasti akan tersenggol oleh bodinya yang panjang.