Pekerja Profesional Bidang TIK Minim, Baru 0,8 Persen Dari Total Angkatan Kerja Nasional.

Kontribusi sektor digital terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia dapat mencapai delapan persen, dengan target peningkatan menjadi 9-10 persen hingga akhir tahun ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat ini ekonomi digital menjadi pilar penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
"Ekonomi digital menjadi pilar penting pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Airlangga.
Airlangga menjelaskan bahwa sektor e-dagang (e-commerce) menjadi kontributor utama ekonomi digital Indonesia, menyumbang sekitar 72 persen dari total nilai ekonomi digital nasional.
Indonesia, menurut dia, telah merupakan pasar digital terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) dengan potensi mencapai 600 miliar dolar AS pada tahun 2030.
"Di era sekarang, penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi diantaranya lewat ekonomi digital. Indonesia merupakan pasar digital terbesar di ASEAN dengan potensi ekonomi digital mencapai 600 miliar dolar AS pada 2030,” jelasnya.
Meski ekonomi digital tumbuh pesat, lanjutnya, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam hal ketersediaan talenta digital.
Selama empat tahun terakhir, pekerja profesional di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) baru mencapai 0,8 persen dari total angkatan kerja nasional.
Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah terus mendorong transformasi digital dalam sektor pelayanan publik, termasuk melalui peningkatan kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN).
Langkah ini, tegas ia, diwujudkan lewat program pelatihan, kolaborasi lintas sektor, serta pemanfaatan platform digital guna mendukung ASN agar mampu mengintegrasikan teknologi dalam proses kerja, meningkatkan layanan publik, serta memperkuat peran mereka sebagai agen perubahan di ruang digital. (*)