Anggota DPR: Ketahanan Pangan dan Energi Kunci Masa Depan Bangsa

Anggota DPR RI Komisi VI, Gde Sumarjaya Linggih, menegaskan bahwa program-program Presiden Prabowo Subianto yang disampaikan dalam pidato kenegaraan sangat realistis dan relevan dengan tantangan besar yang dihadapi Indonesia ke depan.
Hal tersebut ia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama mitra kerja Bank Himbara di Komisi VI Jakarta, Kamis, 21 Agustus 2025.
“Banyak pihak menilai program Presiden tidak realistis. Namun menurut saya, justru sangat realistis. Kondisi dunia saat ini tidak baik-baik saja kita lihat di Eropa Timur masih terjadi gejolak, Timur Tengah belum stabil, bahkan di kawasan Asia Tenggara kita melihat potensi konflik. Kalau kita tidak lebih cerdas menjaga kepentingan nasional, tentu ini akan menjadi masalah serius bagi Indonesia,” ujar pria yang akrab disapa Demer itu.

Anggota Komisi VI DPR RI, Gde Sumarjaya Linggih
Ia menekankan, Presiden Prabowo memitigasi tantangan global, terutama melalui fokus pada ketahanan pangan dan energi.
“Dua hal ini adalah fondasi utama bagi bangsa. Jika salah kelola, dampaknya sangat berbahaya. Sebaliknya, jika dikelola dengan benar, bisa menjadi pendorong utama kesejahteraan rakyat,” tegasnya.
Demer juga menilai program hilirisasi dan hybridisasi yang ditekankan Presiden akan semakin menggeliatkan perekonomian nasional. Ia menyoroti pula pembentukan Danantara, yang oleh sebagian pihak dianggap membebani.
“Saya melihat justru sebaliknya. Selama ini BUMN kita lambat dan tidak fleksibel karena terikat birokrasi anggaran. Dengan adanya Danantara, khususnya Himbara diharapkan bisa lebih gesit, atraktif, dan adaptif terhadap dinamika ekonomi. Kecepatan pengambilan keputusan sangat penting dalam dunia usaha,” jelasnya.
Dalam pidatonya, Presiden juga menyinggung potensi aset Danantara yang mencapai 1.000 miliar dolar AS. Dengan estimasi ROI 5 persen, nilai tambah yang bisa dihasilkan mencapai sekitar Rp800 triliun.
Menurut dia, angka ini sangat signifikan dan harus benar-benar dipersiapkan oleh Himbara agar mampu menindaklanjuti arahan Presiden.
“Apalagi dalam RAPBN sudah disiapkan stimulus untuk menjaga momentum ekonomi nasional,” tambahnya.
Lebih jauh, ia menekankan tujuan utama dari kebijakan Presiden adalah untuk menurunkan ketimpangan (gini ratio) dan menghadirkan pemerataan ekonomi.

Pelatihan siswa Diktuk Bintara Polwan dan Bakomsus Ketahanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat (dok. Istimewa)
“Selama ini, keuntungan ekonomi cenderung terkonsentrasi di Jakarta. Dengan adanya kebijakan ini, saya berharap muncul pelaku-pelaku ekonomi baru dari daerah, sehingga ekonomi kita bisa tumbuh lebih merata dan berkeadilan,” kata Demer.
Demer mendorong Himbara agar bersama Komisi VI lebih intensif melakukan rapat dan konsolidasi guna memastikan kebijakan Presiden benar-benar terimplementasi.
“Program Presiden ini sangat bagus secara konsep. Tantangannya sekarang: apakah mampu diimplementasikan dengan baik di lapangan. DPR akan terus mengawal agar tujuan besar ini bisa tercapai,” tuturnya.