Anggota DPR Fraksi PKB Minta KAI Fasilitasi Gerbong Merokok di Kereta Jarak Jauh, Klaim Aspirasi Rakyat

Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan, mengusulkan agar PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI kembali menyediakan gerbong khusus untuk merokok pada layanan kereta jarak jauh.
Usulan itu ia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Direktur Utama PT KAI di ruang rapat DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).
“Nah paling tidak pak, ini ada masukan juga, gerbong yang selama ini dulu ada tapi dihilangkan adalah sisakan satu gerbong untuk kafe ya kan, untuk ngopi, paling tidak di situ untuk smoking area, Pak,” kata Nasim Khan.
Menurutnya, penyediaan ruang khusus merokok di kereta bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga bisa meningkatkan pemasukan bagi KAI.
"Saya yakin, itu pasti bermanfaat dan menguntungkan buat kereta api, pasti banyak, satu saja, terus smoking," ujarnya.
Legislator PKB itu menambahkan, usulan itu merupakan aspirasi dari masyarakat, khususnya di Jawa Timur.
"Ini aspirasi loh Pak, nilai kemanusiaan juga bisa diterima," tambahnya.
Bagaimana Respons KAI terhadap Usulan Ini?
Sebelumnya, KAI sudah menegaskan sikapnya terkait larangan merokok di seluruh rangkaian kereta. Vice President Public Relation KAI, Joni Martinus, menjelaskan bahwa KAI tidak menyediakan ruang merokok di kereta penumpang, termasuk di gerbong makan.
Kebijakan ini merupakan bentuk dukungan terhadap Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya mengenai kawasan tanpa rokok di transportasi umum.
“KAI tidak menyediakan smoking room di dalam kereta api penumpang termasuk kereta makan sebagai dukungan terhadap Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, khususnya terkait dengan kawasan tanpa rokok di angkutan umum,” ujar Joni, Kamis (21/6/2025).
Lebih jauh, Joni menekankan bahwa aturan tersebut dibuat untuk menjaga kenyamanan semua penumpang.
Seluruh rangkaian kereta telah dilengkapi pendingin ruangan (AC), sehingga asap rokok berpotensi mengganggu kenyamanan bahkan kesehatan penumpang lain.
Meski usulan dari DPR dianggap mewakili sebagian aspirasi masyarakat, tantangan regulasi dan kesehatan publik menjadi hambatan besar.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "".
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!