Top 5+ Fakta Jatuhnya Pesawat Latih Capung di Ciampea Bogor, Mantan Kadispen TNI AU Gugur

Sebuah pesawat latih jenis capung jatuh di kawasan permukiman warga, tepatnya di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (3/8/2025) sekitar pukul 09.00 WIB.
Insiden tragis ini menewaskan Marsma TNI (Purn) Fajar Adriyanto, mantan Kepala Dinas Penerangan TNI AU, sementara satu korban lainnya dilaporkan dalam kondisi kritis dan dilarikan ke Rumah Sakit TNI AU Atang Senjaya (RSAU dr. M. Hassan Toto).
Berikut lima fakta penting terkait jatuhnya pesawat latih di Bogor:
1. Jatuh di Area Pemukiman, Satu Orang Tewas
Pesawat latih jenis Microlight Fixed Wing Quicksilver GT500 dengan nomor registrasi PK-S126 jatuh di area pemukiman, tepatnya di TPU Astana, Ciampea, Bogor.
Pesawat itu diketahui tengah menjalani latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara yang merupakan bagian dari program Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma I Nyoman Suadnyana mengonfirmasi bahwa Marsma (Purn) Fajar Adriyanto meninggal dunia usai dievakuasi ke rumah sakit.
“Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit,” ujarnya dalam keterangan resmi.
2. Terbang dari Lanud ATS, Jatuh dalam 11 Menit
Pesawat lepas landas dari Landasan Udara Atang Sendjaja (Lanud ATS), Bogor, pada pukul 09.08 WIB. Hanya dalam waktu 11 menit, pesawat dinyatakan hilang kontak pada pukul 09.19 WIB dan ditemukan jatuh di TPU Astana.
Marsma Fajar bertindak sebagai pilot, sementara seorang rekannya bernama Roni bertugas sebagai co-pilot. Roni saat ini masih dalam perawatan intensif.
3. Sempat Terbang Rendah dan Berputar di Udara
Seorang saksi mata, Enjat Sudrajat, menyampaikan bahwa sebelum jatuh, pesawat terlihat terbang rendah dan sempat berputar-putar di atas permukiman.
“Saya melihat pesawat itu miring. Lalu kelihatan coba naik lagi, tapi tiba-tiba jatuh,” ujarnya saat ditemui di lokasi, dikutip dari Tribun Bogor.
Ia juga mendengar suara gemuruh keras, namun tidak ada ledakan saat pesawat menghantam tanah.
4. Pesawat Dinyatakan Laik Terbang
TNI AU memastikan bahwa sebelum penerbangan, kondisi pesawat dalam keadaan baik dan telah mengantongi Surat Izin Terbang (SIT) Nomor SIT/1484/VIII/2025 dari Lanud ATS.
“Pesawatnya bagus, sebelum terbang dicek dan dipastikan dalam keadaan laik,” jelas Suadnyana. Bahkan, penerbangan tersebut merupakan sortie kedua atau misi penerbangan kedua pada hari itu.
5. Marsma Fajar, Penerbang F-16 dengan Riwayat Misi Strategis
Marsma Fajar Adriyanto bukan sosok asing di lingkungan TNI AU. Ia adalah penerbang pesawat tempur F-16 yang memiliki call sign “Red Wolf”.
Ia lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992 dan pernah menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 3, Kadispenau, hingga Kapoksahli Kodiklatau.
Fajar juga dikenal luas karena pernah terlibat dalam misi pengejaran pesawat tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat di atas udara Pulau Bawean, Jawa Timur, pada 3 Juli 2003.
Dalam insiden yang dikenal sebagai “dog fight Bawean,” Fajar dan tim berhasil mengidentifikasi dan mengusir pesawat-pesawat asing dari wilayah udara nasional.
Hingga pukul 11.15 WIB, pantauan di lokasi menunjukkan bahwa bangkai pesawat telah ditutupi terpal. Garis polisi dipasang untuk mengamankan lokasi kejadian. Sejumlah anggota TNI dan Polri juga tampak berjaga untuk mengatur kerumunan warga yang terus berdatangan.
Pihak TNI AU menyatakan masih menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat dan menegaskan bahwa penyelidikan dilakukan secara menyeluruh.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul dan "Kronologi Pesawat Latih TNI AU Jatuh yang Membuat Marsma Fajar Adriyanto Gugur"