Insta360 Antigravity A1 Resmi, Drone 360 Pertama di Dunia dengan Kamera 8K

Produsen kamera aksi 360 derajat, Insta360, resmi memperkenalkan drone pertamanya yang diberi nama Antigravity A1.
Perangkat ini diklaim sebagai drone 360 derajat pertama di dunia yang mampu merekam video 8K secara menyeluruh, tanpa bagian drone atau baling-baling masuk ke frame.
Produk ini juga menjadi debut bagi Antigravity, merek drone baru yang dikembangkan Insta360 bersama mitra pihak ketiga.
Dengan ini Insta360 akan masuk pasar drone dan menjadi pesaing DJI yang selama ini mendominasi pasar drone konsumen (consumer drone).
Dalam posting di blog resmi, Insta360 menyebutkan bahwa Antigravity A1 hadir dengan menggabungkan pengalaman terbang imersif 360 derajat, kontrol yang mudah diakses, serta fleksibilitas kreatif.
“Antigravity A1 berbeda dari apa pun yang pernah kami hadirkan ke pasar, dan siap merevolusi penerbangan drone dalam beberapa hal penting,” kata Max Richter, Co-Founder sekaligus VP Marketing Insta360.
“Produk ini membuat pengalaman terbang imersif lebih mudah diakses oleh lebih banyak orang, sekaligus memberi kreator kasual maupun profesional alat baru yang kuat untuk menangkap dan membagikan cerita,” lanjut dia.
Spesifikasi Antigravity A1
Secara desain, bentuknya mirip quadcopter lipat seperti DJI Mini, tapi membawa dua kamera. Satu menghadap ke atas dan satu ke bawah.
Secara desain, bentuknya mirip quadcopter lipat seperti DJI Mini, tapi membawa dua kamera. Satu menghadap ke atas dan satu ke bawah. Ini dilakukan untuk menangkap gambar di segala arah.Kemampuan utama kamera Antigravity A1 adalah merekam video 8K 360 derajat pada 30fps atau 5,7K pada 60fps.
Arah pandang dan framing bisa diatur belakangan lewat aplikasi Insta360 Studio atau aplikasi mobile milik Insta360, lengkap dengan efek seperti tiny planet, rotasi horizon, atau transisi ala FPV.
Dengan metode ini, pengguna cukup menerbangkan drone mendekati objek, lalu memilih sudut terbaik saat proses editing.
Kemampuan utamakamera Antigravity A1 adalah merekam video 8K 360 derajat pada 30fps atau 5,7K pada 60fps.
Insta360 juga disebut punya algoritma penyambungan gambar (stitching) canggih yang bisa menghapus wujud drone dari video langsung maupun hasil akhir, sehingga penonton hanya melihat pemandangan tanpa gangguan.Antigravity A1 dibekali kacamata Vision Goggles dan Grip Controller berbasis sensor gerak, mirip metode FPV ramah pemula yang populer di DJI Avata.
Cukup arahkan tanda ‘+’ pada layar ke lokasi yang diinginkan, lalu drone akan menyesuaikan jalur terbang. Gerakan mengangkat tangan membuat drone naik, sedangkan menggeser ke samping membuatnya berbelok.
Bagi yang ingin kontrol lebih, Antigravity menyiapkan kontroler stik ganda sebagai opsi. Kecepatan maksimumnya tercatat 16 m/s dalam mode sport, atau sekitar 10 m/s di mode lainnya, dengan ketahanan angin hingga level 5.
Jurnalis yang sudah mencoba menyebut pengalaman terbangnya “child’s play” atau semudah mainan anak, meski tidak secepat drone FPV murni.
Drone ini dilengkapi sensor penghindar rintangan di bagian depan, sistem navigasi GPS/Galileo/BeiDou, fitur kembali ke titik awal (return-to-home).
Kaki pendaratan otomatis akan keluar saat mendekati tanah untuk melindungi lensa kamera bawah.
Setelah mendarat, rekaman tetap bisa dinikmati dalam format 360 derajat, sehingga pengguna dapat menemukan sudut pandang baru setiap kali menonton ulang.
Insta360 menyebutkan bahwa Antigravity A1 hadir dengan menggabungkan pengalaman terbang imersif 360 derajat, kontrol yang mudah diakses, serta fleksibilitas kreatif.
Antigravity A1 memiliki bobot di 249 gram, sehingga masuk kategori drone ringan yang umumnya bebas dari banyak aturan ketat penerbangan di berbagai negara. Namun, operator tetap harus mematuhi aturan penerbangan dan menjaga keselamatan.Insta360 juga mengklaim bahwa Antigravity akan berdiri sebagai perusahaan terpisah dengan tim khusus dan server sendiri di Amerika Serikat.
Langkah ini, menurut perusahaan, bertujuan untuk menunjukkan secara proaktif kepada pemerintah bahwa drone 360 ini bukan ancaman.
Juru bicara Antigravity, Ben Liu mengatakan bahwa drone ini punya fitur payload detection. Fitur ini diklaim dirancang untuk mencegah drone Antigravity A1 dijadikan senjata sebagai bom terbang.
Fitur ini pun diuji oleh outlet media The Verge, caranya dengan menambahkan beban berupa pemberat logam kecil ke drone. Hasilnya, menurut pengujian The Verge, A1 langsung memaksa dirinya mendarat begitu lepas landas.
“Kami hanya ingin menunjukkan bahwa drone ini dibuat untuk bersenang-senang,” kata Liu.
Antigravity A1 punya fitur payload detection untuk mencegah drone Antigravity A1 dijadikan senjata sebagai bom terbang.
Antigravity A1 menawarkan pengalaman terbang yang unik dan aman bagi pemula, serta hasil video yang kreatif berkat kamera 360.Namun, beberapa jurnalis asal AS yang sudah menjajal unit pra-rilis Antigravity A1, mencatat beberapa kekurangan drone 360 ini. Misalnya, kecepatan yang relatif rendah membuatnya kurang cocok untuk merekam aksi cepat.
Kualitas 8K 360 juga masih terbatas saat di-zoom in, karena resolusi harus dibagi untuk seluruh bidang pandang.
Selain itu, versi prototipe yang diuji masih menunjukkan sedikit artefak visual dan jangkauan sinyal yang belum sekuat standar DJI, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TechRadar, Jumat (15/8/2025).
Rilis global Januari 2026
Antigravity A1 rencananya akan diluncurkan secara global pada Januari 2026. Harga resmi belum diumumkan.
Namun pernyataan pihak Antigravity menyebutkan paket lengkap dengan drone, goggles, dan kontroler akan dijual di kisaran 1.300 dollar AS hingga 1.700 dollar AS (sekitar Rp 21 juta hingga Rp 27 juta), bergantung wilayah.
Liu mengatakan, seharusnya tidak sampai 2.000 dollar AS atau sekitar Rp 32,2 juta.
"Harga akhir, detail paket, dan ketersediaan regional akan diumumkan mendekati peluncuran," tulis Insta360 di blog resminya.
Untuk lebih jelasnya, demonstrasi kemampuan Antigravity A1 dari Insta360 bisa dilihat lewat video di link berikut atau video di bawah ini.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!