Mengapa Parkir Cashless Masih Belum Merata?

transaksi non-tunai, infrastruktur digital, Rio Octaviano, parkir cashless, Mengapa Parkir Cashless Masih Belum Merata?

Meningkatnya tren transaksi non-tunai di berbagai sektor, layanan parkir ternyata belum sepenuhnya mengikuti arah digitalisasi tersebut.

Masih terdapat area parkir di berbagai wilayah Indonesia yang belum menyediakan opsi pembayaran non-tunai atau cashless, khususnya di luar kota-kota besar.

Hal ini kerap menimbulkan pertanyaan mengapa sistem parkir cashless belum bisa diterapkan secara merata.

transaksi non-tunai, infrastruktur digital, Rio Octaviano, parkir cashless, Mengapa Parkir Cashless Masih Belum Merata?

Parkir Mobil di Pintu Utama PRJ

Ketua Indonesia Parking Association (IPA), Rio Octaviano, menjelaskan bahwa penerapan sistem parkir cashless menghadapi sejumlah tantangan di lapangan, terutama terkait kesiapan infrastruktur dan ekosistem digital di masing-masing daerah. "Poin 2 tentang parkir cashless memang belum ada. Jadi begini, sistem (parkir) cashless ini ada beberapa hal yang seringkali kita jadi kendala di lapangan," ujar Rio kepada Kompas.com, Jumat (15/8/2025).

Menurut Rio, tantangan utama dalam penerapan sistem cashless adalah belum meratanya penerimaan atau akseptasi uang elektronik di seluruh wilayah Indonesia.

Ia mencontohkan, di Jakarta, sistem ini mungkin sudah menjadi hal yang biasa.

Namun, kondisi berbeda terjadi di wilayah lain. "Pertama, akseptasi dari uang, uang elektronik itu sendiri di satu daerah. Kalau kita bicara Jakarta mungkin nggak jadi isu ya, mayoritas kita semua sudah paham dengan sistem cashless," katanya.

"Tapi untuk daerah-daerah tertentu, bahkan untuk di wilayah-wilayah tertentu di Indonesia, di mana di situ ekosistem cashless-nya masih belum ada, itu menyulitkan," ujar Rio.

transaksi non-tunai, infrastruktur digital, Rio Octaviano, parkir cashless, Mengapa Parkir Cashless Masih Belum Merata?

Ilustrasi tempat parkir mobil

Rio menerangkan bahwa penerapan parkir cashless sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur digital, edukasi masyarakat, dan juga ketersediaan alat pembayaran non-tunai di suatu wilayah.

Selain soal kesiapan infrastruktur, Rio juga menyoroti dampak penerapan sistem cashless terhadap pengalaman pengunjung.

Jika dipaksakan di area yang belum siap, sistem ini justru bisa membatasi akses masyarakat, dan hal itu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para pemilik properti atau pengelola gedung. "Jadi, ketika uang elektronik ini di dalam satu tempat itu dipaksakan, berimbas kepada pengunjung," ujar Rio.

"Nah, ini hal yang sangat dihindari oleh pemilik properti atau landlord. Pemilik properti biasanya mereka menghindari hal-hal yang akan membatasi orang datang ke propertinya," katanya.

Kondisi tersebut membuat sebagian pengelola lebih memilih mempertahankan sistem pembayaran tunai demi kenyamanan dan aksesibilitas pelanggan.

transaksi non-tunai, infrastruktur digital, Rio Octaviano, parkir cashless, Mengapa Parkir Cashless Masih Belum Merata?

Kondisi parkir motor di Stasiun Tugu Yogyakarta.

Meskipun tidak modern, pendekatan ini dinilai lebih inklusif di daerah-daerah yang belum siap sepenuhnya mengadopsi teknologi digital. "Jadi tergantung, tergantung dari lokasinya," kata Rio.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!