Simon Tahamata Ingatkan PSSI: Saatnya Fokus Kembangkan Talenta Lokal, Bukan Lagi Naturalisasi

Kepala Pemandu Bakat PSSI, Simon Tahamata, menegaskan bahwa Indonesia seharusnya tidak terus-menerus mengandalkan pemain naturalisasi, terutama dari Belanda, untuk memperkuat tim nasional.
Menurutnya, sudah waktunya PSSI serius mengembangkan potensi besar yang dimiliki talenta lokal di tanah air.
Simon Tahamata, pelatih asal Belanda yang memiliki darah Indonesia, mengungkapkan pandangannya usai menghadiri turnamen usia muda Garuda International Cup 2025.
Ia menilai Indonesia sebagai negara besar pasti memiliki banyak pemain berbakat yang bisa dikembangkan secara berjenjang untuk tim nasional.
"Saya melihat banyak orang-orang panggil pemain dari Belanda atau dari mana yang punya darah Indonesia. Tapi kita bisa lihat di sini banyak pemain-pemain berbakat," ujarnya.
Simon menekankan, jika PSSI terus-menerus mengambil pemain dari luar negeri, para pemain muda lokal bisa kehilangan kesempatan tampil di timnas.
"Kalau kami ambil pemain banyak dari Belanda, lalu pemain yang di sini buat apa. Mereka takutnya tidak ada kesempatan untuk bermain di timnas Indonesia," tambahnya.
Apa Tugas Simon Tahamata di Indonesia?
Simon didatangkan PSSI untuk memantau dan membina pemain muda potensial agar bisa masuk ke timnas Indonesia.
Dalam tugasnya, ia sudah mengunjungi sejumlah daerah seperti Medan dan Bali guna mencari bibit berkualitas.
"Sayang kalau anak-anak ada bakat bagus di sini, bisa kita pakai ke timnas Indonesia," kata Simon.
Ia juga menyadari bahwa performa timnas Indonesia cukup baik di level junior, tetapi kerap menurun ketika naik ke level senior. Menurutnya, hal ini harus dicari penyebabnya.
"Ya kita memulai sepak bola dengan dasar. Ibarat bayi, pasti mereka belajar merangkak dan baru berjalan. Sama seperti di sini, pemain pasti punya pelatih bagus di sini. Tapi harus belajar banyak. Saya datang ke sini untuk membantu," ungkapnya.
Bagaimana Proses Naturalisasi yang Sedang Berjalan?
Meski Simon menekankan pentingnya mengembangkan pemain lokal, PSSI tetap melanjutkan proses naturalisasi dua pemain muda asal Belanda, yakni Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans. Hal ini diungkapkan oleh Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga.
Arya menjelaskan bahwa berkas naturalisasi keduanya sudah sampai ke DPR dan diharapkan segera diproses.
"Sekarang posisi ada di DPR. Jadi Pak Prabowo, Pak Presiden, kemarin dari Menpora, kemudian juga Menkum Pak Suparman, ke Menteri Sekretaris Negara, habis itu sudah ke Pak Presiden. Pak Presiden sudah kirim kemarin ke DPR. Mudah-mudahan kita dalam waktu satu hari, dua hari ke depan, teman-teman DPR sudah terima suratnya semua, mudah-mudahan berproses," jelas Arya.
Apakah Mauro Zijlstra Bisa Perkuat Timnas U-23?
Arya mengonfirmasi bahwa peluang Mauro Zijlstra membela timnas U-23 pada Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo sudah tertutup. Hal ini karena pendaftaran pemain ke AFC telah ditutup lebih dulu.
"Kalau Mauro untuk U-23 kayaknya enggak bisa. Karena sudah tutup kan. Pendaftaran H-10. Harus didaftarkan ke AFC," ucap Arya.
Namun begitu, baik Mauro maupun Miliano masih berpeluang memperkuat timnas senior Indonesia di laga FIFA Matchday, menghadapi Kuwait pada 5 September dan Lebanon pada 9 September 2025 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Kehadiran mereka bisa menjadi tambahan amunisi penting, apalagi striker utama timnas, Ole Romeny, tengah absen karena cedera.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!