VPN Gratis Ini Diam-Diam Mata-matai Pengguna Chrome

Pernah mendengar pepatah, “Jika produknya gratis, maka Andalah produknya”? Ungkapan ini terasa relevan ketika membicarakan layanan digital berbasis iklan dan pengumpulan data. Dan kini, prinsip yang sama kembali mencuat lewat laporan terbaru soal sebuah VPN gratis diduga memata-matai penggunanya.
Sebuah temuan dari perusahaan keamanan siber Koi Security mengungkap bahwa ekstensi bernama FreeVPN.One yang tersedia di Chrome Web Store ternyata memiliki perilaku mencurigakan. Alih-alih hanya melindungi privasi, VPN ini justru diduga mengintip setiap aktivitas pengguna dengan cara yang cukup ekstrem.
Diduga Rekam Layar Semua Situs yang Dikunjungi
Laporan Koi menyebut, ekstensi FreeVPN.One diam-diam mengambil tangkapan layar dari setiap situs yang dikunjungi pengguna. Parahnya, perekaman ini dilakukan dengan jeda sekitar satu detik setelah halaman terbuka penuh—agar isi halaman benar-benar terlihat.
Fitur ini diduga terkait dengan menu “Pindai dengan Deteksi Ancaman AI” yang ditawarkan aplikasi. Secara teori, tombol tersebut berfungsi memindai situs web untuk menemukan potensi ancaman. Namun alih-alih mengirimkan data URL saja, ekstensi ini justru mengunggah tangkapan layar lengkap ke server FreeVPN.One.
Sekilas terdengar canggih, tetapi praktik ini menimbulkan pertanyaan serius: mengapa harus merekam seluruh tampilan halaman, bukan sekadar alamat situsnya?
Akses Luas: Lokasi, IP, hingga Semua URL
Tidak berhenti di sana, Koi juga menemukan bahwa FreeVPN.One memiliki izin yang sangat luas. Ekstensi ini bisa membaca alamat IP pengguna, melacak lokasi, bahkan mengakses semua URL yang dibuka lewat izin khusus
Dengan akses sebesar itu, pengembang bisa saja menyuntikkan skrip atau mengawasi hampir seluruh aktivitas browsing pengguna. Fakta ini menimbulkan kekhawatiran besar karena sifat VPN seharusnya justru memberi rasa aman, bukan sebaliknya.
Update Mencurigakan, Jejak yang Ditutupi
Menurut Koi Security, perilaku mencurigakan FreeVPN.One mulai meningkat sejak April lalu, bertepatan dengan jumlah unduhan yang melonjak hingga ratusan ribu instalasi. Sejak saat itu, pengembang diduga memperbarui izin secara besar-besaran sekaligus menutupi jejak dengan pembaruan “kosmetik” di Chrome Web Store.
Meski pengembang mengklaim data pengguna tidak pernah dijual dan tangkapan layar tidak disimpan permanen, mereka gagal memberikan bukti transparansi. Bahkan, ketika diminta klarifikasi resmi oleh Koi, pihak FreeVPN.One tidak menanggapi.
VPN Gratis: Murah Tapi Berisiko Tinggi
Popularitas VPN memang semakin naik, apalagi dengan meningkatnya regulasi internet di berbagai negara. Namun laporan ini menjadi pengingat bahwa VPN gratis sering kali datang dengan risiko tersembunyi.
Berbeda dengan VPN berbayar yang punya insentif menjaga reputasi, layanan gratis biasanya mencari cara lain untuk menghasilkan keuntungan. Salah satunya adalah dengan mengumpulkan dan memonetisasi data pengguna.
VPN sejatinya membutuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi, sebab seluruh lalu lintas internet Anda dialirkan melalui server pihak ketiga. Jika pihak itu tidak transparan, privasi pengguna justru bisa terancam lebih besar daripada tidak menggunakan VPN sama sekali.
Pilih VPN dengan Bijak
Ekstensi seperti FreeVPN.One yang masih tersedia di Chrome Web Store menunjukkan bahwa pengguna perlu jauh lebih waspada. Jika kebutuhan Anda sebatas browsing ringan, VPN gratis mungkin cukup. Tetapi untuk keamanan serius—seperti transaksi online, pekerjaan profesional, atau akses data sensitif—investasi pada VPN berbayar yang kredibel jauh lebih aman.
Ingat, privasi online adalah aset berharga. Jangan sampai demi menghemat biaya, Anda justru mengorbankan data pribadi yang nilainya jauh lebih besar.