Saatnya Liburan ke Thailand, Harga Hotel di Sana Lagi Turun

Tarif hotel di Thailand diperkirakan turun pada paruh kedua 2025. Hal ini disebabkan oleh okupansi hotel yang turun signifikan selama semester pertama 2025.
Dilansir Bangkok Post, Kamis (4/9/2025), usai pandemi Covid-19, tingkat keterisian hotel (okupansi) di Thailand mencapai titik tertinggi pada 2024. Hal yang sama diprediksi tidak terulang pada 2025.
alih hotel penuh, harga hotel di Thailand justru turun karena tak banyak tamu yang pesan kamar.
Berdasarkan data yang disampaikan Tour and Travel World, okupansi hotel di Thailand mengalami penurunan signifikan menjadi 75,1 persen selama enam bulan pertama pada 2025.
Meski okupansi hotel ini tergolong normal, angka ini menunjukkan adanya penurunan tingkat pemesanan hotel di Thailand.
Khususnya, tarif kamar hotel di Thailand yang naik menjadi 4.260 baht Thailand atau sekitar Rp 2,1 jutaan per malam.
Penururnan jumlah turis China
Penurunan tarif hotel di Thailand juga dipengaruhi oleh jumlah wisatawan China di Thailand yang turun drastis.
Jumlah wisatawan China ke Thailand menurun hampir 35 persen pada paruh pertama tahun 2025.
Perubahan angka kunjungan wisatawan China ini berdampak besar pada pariwisata Thailand, mengingat turis asal China merupakan sumber wisatawan terbesar di Thailand.
Hotel-hotel kelas menengah yang bergantung pada tur grup turis China paling terdampak.
Perlambatan ini diperparah oleh permintaan yang lebih tinggi untuk wisatawan China di negara-negara lain seperti Jepang dan Vietnam, yang keduanya telah menarik jutaan wisatawan dari Tiongkok tahun ini.
Sebaliknya, terjadi peningkatan jumlah kedatangan wisatawan India ke Thailand yang membuat posisi India berada di peringkat lima besar pasar wisatawan Thailand.
Selain itu, turis asal Amerika Serikat (AS) juga meningkat 7,4 persen dibanding tahun lalu, serta jumlah wisatawan asal Eropa melonjak sebesar 15,6 persen pada 2025.
Penyebab lain
Pemerintah Thailand juga melihat penyebab lain di balik turunnya harga hotel di Thailand, seperti masuknya hotel-hotel baru.
Lebih dari 5.100 kamar hotel baru diperkirakan akan meramaikan pasar wisata di Thailand pada penghujung 2025.
Ilustrasi wisatawan di Thailand
Angka ini menunjukkan pertumbuhan tahunan terbesar dalam industri perhotelan di Thailand sejak pandemi.
Meskipun hotel-hotel baru menghadirkan lebih banyak pilihan bagi wisatawan, hotel-hotel baru juga menambah persaingan yang signifikan, terutama ketika pasar sudah berjuang dengan penurunan permintaan.
Bantuan pemerintah
Penurunan jumlah wisatawan mancanegara di Thailand belum dapat diimbangi oleh turis domestik.
Padahal, pemerintah Thailand telah dalam menerapkan langkah-langkah seperti pembebasan visa dan peningkatan konektivitas penerbangan regional.
Serta program pariwisata lokal Bangkok, termasuk program Half-Half Thai Tourism dan insentif pajak untuk mengembalikan tingkat aktivitas pariwisata yang diinginkan.
Pemerintah juga berfokus pada peningkatan kapasitas maskapai penerbangan untuk mengakomodasi permintaan domestik yang terus meningkat, demi memastikan lebih banyak orang Thailand dapat menjelajahi negara ini.
Meskipun demikian, sektor pariwisata Indonesia masih jauh dari tingkat pra-pandemi yang memungkinkannya pulih sepenuhnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.