Riset: Gamer PC Lebih Senang Main Game Lawas daripada Game Baru

Sebuah riset terbaru mengungkap bahwa mayoritas gamer PC (Personal Computer) lebih senang memainkan game-game lawas, dibanding mencoba game baru.
Studi ini dipresentasikan dalam ajang Game Developers Conference (GDC), sebuah konferensi tahunan bagi para pengembang game, oleh firma riset Newzoo.
Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2024, sebanyak 67 persen dari total waktu bermain game di PC dihabiskan untuk memainkan game yang telah berusia lebih dari enam tahun.
Beberapa game klasik yang masih mendominasi di antaranya yaitu: Clash of Clans 2 dan Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO) dengan total waktu bermain 7,1 persen, diikuti oleh League of Legends 6,4 persen, RoboBrick 6,2 persen, DOTA 2 5,8 persen, dan Fortnite 5,4 persen.
Di sisi lain, game yang dirilis dalam beberapa tahun terakhir justru kurang diminiati dan mendapatkan perhatian yang cukup sedikit.
Berdasarkan hasil riset, ditemukan bahwa game yang baru meluncur dalam rentang dua hingga lima tahun belakangan, hanya menyumbang 25 persen dari total waktu bermain para gamer.
Bahkan, game yang benar-benar baru dan dirilis pada tahun 2024, hanya berhasil mencatatkan angka sebesar delapan persen.
Dari data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa para gamer cenderung lebih nyaman dengan game yang sudah familiar (game lama) daripada harus bereksperimen dengan sesuatu yang baru.
Terjadi di game konsol
Tidak hanya di PC, tren serupa juga terjadi di platform game konsol seperti PlayStation dan Xbox.
Menurut laporan tersebut, para Gamer di kedua platform ini juga lebih sering memainkan game lama dibanding mencoba game baru.
Di PlayStation, sebanyak 44 persen dari total waktu bermain dihabiskan untuk game yang sudah berusia lebih dari enam tahun, sementara game baru hanya menyumbang 15 persen.
Sementara itu, di Xbox, game lama mencatatkan angka lebih tinggi, yaitu 49 persen, sedangkan game baru masih tetap berada di angka 15 persen.
Persaingan ketat dalam industri game
Masih dalam laporan yang sama, Newzoo menyampaikan bahwa saat ini persaingan di industri game semakin ketat.
Meskipun jumlah waktu yang dihabiskan untuk bermain game terus meningkat, sebagian besar waktu tersebut masih terpusat utamanya pada game AAA.
Game AAA sendiri merujuk pada game dengan anggaran besar dan produksi berskala tinggi yang mendominasi pasar.
Menurut pandangan Newzoo, fenomena ini disebut sebagai "zero-sum competition", kondisi di mana game baru sulit menarik perhatian karena pemain lebih cenderung bertahan dengan game favorit mereka yang sudah dikenal.
Pada tahun 2024, rata-rata pemain terlibat dengan sepuluh game di Steam, sepuluh di PlayStation, dan sembilan di Xbox, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Gizchina, Selasa (1/4/2025).
Data ini menunjukkan bahwa gamer di berbagai platform tetap aktif mencoba berbagai game, meskipun angka keterlibatan mereka relatif serupa.
Kendati demikian, seperti yang disebutkan di atas, walau mereka sudah mencoba beberapa game, sebagian besar waktu tetap terpusat pada game-game lawas.
Dampak pada industri Game
Fenomena kurangnya minat gamer PC pada game-game baru tentu berdampak pada pendapatan industri game itu sendiri.
Menurut laporan tersebut, pada tahun 2024 pendapatan dari game konsol diperkirakan turun sebesar 14 persen, menjadi sekitar 19,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 329 triliun.
Penurunan ini diperkirakan terjadi karena kurangnya rilis game blockbluster yang bisa menarik perhatian para gamer, berbeda dengan tahun 2023 yang merilis judul-judul populer seperti The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom dan Marvel’s Spider-Man 2.
Dengan demikian, tanpa kehadiran game-game besar yang mampu menarik banyak gamer, pendapatan industri pun ikut terdampak.
Tantangan bagi pengembang
Bagi pengembang game baru, tren ini menjadi tantangan tersendiri. Dengan dominasi game lama, mereka harus bekerja lebih keras untuk membuat game yang bisa menarik perhatian pemain.
Salah satu strategi yang banyak digunakan adalah dengan terus memberikan pembaruan live-service atau konten baru secara berkala, sehingga game tetap relevan dan menarik bagi pemain lama maupun baru.
Selain itu, gempuran promosi dan inovasi dalam gameplay juga bisa menjadi kunci agar game baru bisa bersaing di pasar yang semakin padat.