Risiko Menyepelekan Debu yang Menumpuk di Area CVT Motor

motor matik, tarikan gas, Perawatan, Risiko Menyepelekan Debu yang Menumpuk di Area CVT Motor

Meski tampak sepele, tumpukan debu di area continuously variable transmission (CVT) sepeda motor matik, bisa menjadi sumber masalah serius.

Menurut Purnomo, pemilik bengkel Tamaro Motor di Jakarta Barat, tumpukan debu yang dibiarkan terus-menerus dapat membuat komponen CVT bekerja lebih berat dari semestinya.

"Kalau area CVT kotor, debu bisa masuk ke bagian roller, kipas CVT, sampai kampas kopling. Akibatnya, tarikan motor jadi berat, getarannya makin terasa, bahkan bisa bikin V-belt cepat aus," kata Purnomo kepada Kompas.com, Selasa (15/4/2025).

Tarikan motor yang mulai terasa tidak responsif atau suara bising dari area CVT, sering kali dianggap hal biasa. Padahal, itu sudah menjadi tanda bahwa ada yang tidak beres di bagian dalam.

Karena itu, disarankan pemilik motor matik untuk rutin memeriksa dan membersihkan area CVT, idealnya setiap 8.000–10.000 kilometer atau saat servis berkala.

Pembersihan ini mencakup membuka cover CVT, menyemprot area dengan angin bertekanan, dan memastikan tidak ada tumpukan debu atau kotoran di sekitar komponen yang bergerak.

"Kalau sudah parah, biasanya harus ganti beberapa part sekaligus, seperti roller, kampas kopling, bahkan rumah CVT-nya. Biayanya bisa lebih mahal dibanding rutin servis ringan," ujarnya.

Motor yang sering digunakan di jalanan berdebu atau kondisi macet yang memaksa CVT bekerja ekstra, lebih rentan mengalami penurunan performa bila tak dirawat dengan baik.