PSM Gagal ke Final ACC 2024, Bernardo Tavares Tetap Bangga

PSM Makassar harus menyerah 0-2 dari Cong An Ha Noi FC (CAHN) dalam leg kedua yang berlangsung di Stadion Hang Day, Vietnam, Rabu (30/4/2025) malam.
Kekalahan ini membuat PSM tersingkir dengan agregat 1-2 Kemenangan tipis 1-0 di leg pertama yang berlangsung di Stadion BJ Habibie Parepare tak cukup untuk mengamankan tiket final.
Sepanjang laga, tuan rumah CAHN tampil dominan sejak awal pertandingan. Beberapa peluang emas sempat ditepis Reza Arya, namun dua gol akhirnya bersarang ke gawang PSM lewat aksi Hugo Gomes pada menit ke-48 dan Bui Hoang Viet Anh di menit ke-60.
Meski kalah pelatih PSM, Bernardo Tavares mengaku bangga atas kerja keras pemainnya. Ia menilai tim mampu bermain solid di babak pertama dan menjalankan rencana permainan dengan baik, meski beberapa kali terjebak offside.
“Saya bangga dengan mereka. Saya rasa kami menjalani musim yang fantastis. Kami lolos ke semifinal kompetisi ini,” kata pelatih asal Portugal.
Namun, ia juga menyadari bahwa kelelahan memengaruhi permainan tim di babak kedua. Fokus yang menurun membuat dua gol bersarang dari skema bola mati. Ia mengakui pemain lebih banyak bermain dengan hati dan emosi setelah tertinggal.
Ia menyebut timnya adalah salah satu skuad termuda di Indonesia, sementara CAHN diperkuat pemain-pemain sarat pengalaman. untuk itu pemain pengganti yang diturunkan sebagian besar belum pernah bermain di Liga 1 atau Liga 2.
Selain itu masalah waktu persiapan juga menjadi sorotannya karena PSM hanya memiliki jeda lima hari usai bermain di Liga 1 2024-2025ssebelum terbang jauh ke Hanoi.
“Hari ini pertarungannya berbeda. Federasi di Vietnam mengizinkan penundaan pertandingan tim Vietnam (CAHN). Di Indonesia, mereka tidak mengandalkan kami,” ujar Bernatdo Tavares.
Karena jika PSM diberi waktu istirahat lebih, para pemain tidak akan kelelahan ataupun cedera. Ia bahkan membandingkan perjalanan jauh timn dengan keluhan Pep Guardiola yang hanya naik pesawat dua jam.
Tidak hanya persoalan logistik, ia juga menyentil kondisi tim yang harus bepergian dengan pesawat komersial, berbagi dengan penumpang umum, berbeda dengan klub-klub besar yang memiliki fasilitas lebih nyaman.
“Hari ini kami bermain melawan Goliath. Kami adalah David. Kami mencoba melakukan yang terbaik. Kami tidak bisa,” pungkas pelatih berlisensi UEFA Pro itu.