Pemilik Klub Apresiasi Perubahan di Liga 1, Ada Saran soal VAR

Liga 1, Liga 1 2024-2025, Video Assistant Referee, Persebaya, liga Indonesia, Malut United, Liga Indonesia, Persik, Pemilik Klub Apresiasi Perubahan di Liga 1, Ada Saran soal VAR

Penerapan teknologi Video Assistant Referee (VAR), kehadiran wasit asing di pertandingan krusial, serta jadwal yang lebih tertata dianggap sebagai langkah nyata dalam memperbaiki wajah sepak bola nasional.

"Tapi kini di musim ini, perubahan itu benar-benar terjadi karena PSSI di bawah pak Erick (Thohir) mampu mengultimatum operator untuk menjalani banyak perubahan."

Ketika ada laga-laga tim nasional, kompetisi domestik juga berhenti, sehingga klub tak perlu cemas dengan keharusan bermain tanpa pemain andalan yang pergi membela negara masing-masing.

"Bagaimanapun juga klub sepak bola itu seperti perusahaan. Jika hal ini bisa terus ditingkatkan, maka saya optimistis kita bisa menaikkan kualitas liga Indonesia di level ASEAN dan Asia," tuturnya lagi.

"Perubahan di musim ini sangat kondusif bagi klub debutan seperti Malut. Penggunaan VAR membuat fairness meningkat," ucap Yeyen yang membawa Malut United melesat ke papan atas pada musim pertama bermain di kasta tertinggi.

"Walau sering terlalu lama juga melihat VAR-nya. Bisa 4-6 menit pemain tidak bergerak. Mungkin jika lebih cepat lebih baik lagi agar intensitas pertandingan tidak turun setelah checking VAR yang lama," ujarnya memberikan masukan.

"Hal berbeda jika wasit asing yang pimpin. Mereka lebih tegas, pemain lebih respek, tidak perlu waktu lama checking VAR dan mengganggu jalannya pertandingan," tuturnya.

"Faktor VAR, wasit yang kompeten, bahkan wasit asing memberikan pengaruh terhadap keseimbangan persaingan atau competitive balance.  Kini di musim 2024-2025 sementara di angka 43 persen."

Kendati demikian, Direktur Teknik Malut United, Yeyen Tumena, punya saran terkait penjadwalan pertandingan, terutama setelah kompetisi terjeda karena agenda tim nasional.

"Sedikit masukan terkait jadwal, ketika ada FIFA Matchday dan kompetisi libur, maka akan terjadi tim dipaksa bermain dengan jadwal yang lebih padat, 6-7 pertandingan dalam 3 minggu dari seharusnya sekali dalam seminggu."