Lemparan Batu di Zona 4 Stadion Kanjuruhan, Arema FC Desak Evaluasi Keamanan dan Usut Tuntas Pelaku

Arema FC tidak tinggal diam atas insiden pelemparan batu bus Persik Kediri usai laga pekan ke-32 Liga 1 2024-2025 di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (11/5/2025) malam.
“Pihak keamanan mohon lakukan evaluasi, tuntutan kesempurnaan dari sisi mereka yang akhirnya semua dibebankan ke Arema FC. Laga kemarin itu level rencana pengamanan high risk match, dan Arema FC sudah penuhi semuanya," tutur pria yang biasa disapa Inal itu.
"Kami prihatin kejadian pelemparan bus Persik terjadi di area zona 4 di luar area stadion yang menjadi konsen pihak keamanan,” imbuhnya.
Untuk dua laga home terakhir kompetisi musim ini menjamu Persik dan Semen Padang disebut menelan biaya lebih dari satu miliar rupiah.
“Dari sisi produksi semua upgrading kita lakukan mulai ring 1, ring 2, sampai ring 4 sesuai regulasi dan kebutuhan rencana pengamanan. Kami memahami semua harus dilakukan untuk kepentingan dan keamanan jalannya pertandingan, kami memahami ini ‘Stadion Kanjuruhan’,” katanya.
“Manajemen selalu jadi bahan cercaan, seolah pelaku utamanya pelemparan bus, entah itu oknum atau seseorang atau kelompok yang merasa bahwa perilakunya tidak salah,” ujar Yusrinal Fitriandi.
“Polisi harus tangkap dan ungkap pelaku dan motif pelemparan bus Persik Kediri. Jika pelaku kecewa dengan terkait penyelenggaraan atau kecewa karena Arema FC kalah, kenapa tidak dilimpahkan ke kami?” imbuhnya.
“Semua harus berubah, manajemen sudah selalu jalankan semua arahan dan masukan. Berbagai forum komunikasi pun sudah kami lakukan antar stakeholder. Ayo berpakta integritas, jangan semuanya salah manajemen, intropeksilah,” pungkas pria berkacamata itu.