Di Balik Layar Arema FC Kembali ke Kanjuruhan, Harapan Tegakkan Sportivitas

Stadion Kanjuruhan, Liga 1 2024-2025, Arema FC, Persik Kediri, Arema FC vs Persik, Tragedi Kanjuruhan, tragedi kanjuruhan, sepak bola Indonesia, Di Balik Layar Arema FC Kembali ke Kanjuruhan, Harapan Tegakkan Sportivitas


KOMPAS.com - Stadion Kanjuruhan kembali bergema. Arena itu memanggungkan laga pekan ke-32 Liga 1 2024-2025 antara Arema FC vs Persik Kediri.

Baginya bertugas di stadion yang terletak di Kepanjen Kabupaten Malang bukanlah hal baru. Ia pernah berada di lokasi yang sama saat tragedi memilukan terjadi pada 1 Oktober 2022.

Kala itu, 135 lebih nyawa melayang dan kenangan kelam itu masih terpatri kuat dalam ingatannya, sampai dia kembali bertugas di tempat yang sama.

"Masih terasa sih aura kejadian itu. Ya tadi sempat merinding tapi setelah itu saya berdoa aja, mendoakan korban-korban tragedi kemarin dan izin syuting pertama kali di sini,” imbuhnya.

“Kaget dan takut diserang pas kejadian itu karena kan kita di sini kerja, tidak ada sangkut pautnya dengan masalah kejadian itu."

"Ya waktu itu pintu langsung ditutup, kita bertahan di dalam ruangan sampai keluar stadion sekitar jam 2 malam. Kita berada di dalam control room lumayan lama,” tutur pria berusia 35 tahun itu.

“Sekarang kembali lagi di sini dengan posisi yang berbeda, sudah berubah lebih aman. Suasana Kanjuruhan berbeda sekali, lebih modern dan terang daripada sebelumnya lumayan agak gelap,” sambungnya.

Stadion Kanjuruhan, Liga 1 2024-2025, Arema FC, Persik Kediri, Arema FC vs Persik, Tragedi Kanjuruhan, tragedi kanjuruhan, sepak bola Indonesia, Di Balik Layar Arema FC Kembali ke Kanjuruhan, Harapan Tegakkan Sportivitas

Umar, salah satu host broadcaster Liga 1 2024-2025 yang bertugas saat Arema FC pertama kali kembali ke kandangnya pekan ke-32 menjamu Persik Kediri yang berakhir dengan skor 0-3 di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (11/5/2025) sore.

Tragedi Kanjuruhan menjadi titik awalnya terjun dalam dunia siaran pertandingan sepak bola. Ia mengaku tidak pernah menyangka akan menghadapi risiko sebesar itu ketika memulai kariernya di tahun 2022 lalu.

“Kejadian tragedi Kanjuruhan ini menjadi kejadian pertama saya terjun, terlibat syuting sepak bola Indonesia. Tidak pernah kepikiran waktu awal terjun ke dunia bola, mencari tahu risiko dan lainnya,” ujar Umar.

Sampai saat ini, trauma yang ada bukan hal yang mudah dihadapi oleh Umar. Namun mobilitas pekerjaan sebagai kru broadcast di PT Karya Kreasi Bersama yang berpindah dari satu stadion ke stadion lain, perlahan menjadi terapi tersendiri baginya.

“Ya lebih dijunjung sportivitasnya agar rivalitasnya cukup tim yang berlaga selama 90 menit di lapangan. Untuk suporternya tidak protes yang berlebihan sampai merugikan pihak lain, misal kecewa sama klub ya langsung protes ke klub jangan membuat kegaduhan,”

“Di dalam stadion itu kan banyak orang yang bertugas dengan kepentingan masing-masing, bukan hanya nonton sepak bola saja, jadi saling menghormati.”

“Tolong untuk suporter yang suportif juga tidak perlu sampai turun ke lapangan apalagi sampai merusak. Cukup tragedi Kanjuruhan saja,” pungkas pria asal Jakarta itu.