Perdebatan Pebalap Soal Rear Height Device, Masih Perlukah?

Fabio Quartararo mengalami masalah teknis pada perangkat pengatur ketinggian suspensi belakang motor, alias Rear Height Device (RHD), pada MotoGP Inggris 2025.
"Mereka adalah keuntungan besar, tetapi jika kita melepas semuanya, itu juga tidak masalah," ujar Quartararo, dikutip dari [Speedweek.com](https://www.speedweek.com/motogp/news/236543/MotoGP-Asse-Devices-auf-einigen-Strecken-verbieten.html), Rabu (28/5/2025).
"Dalam kasus saya, hal itu tidak terlalu berbahaya, tapi Anda tahu bahwa Anda harus mengerem sangat keras untuk menonaktifkan perangkat di bagian depan dan belakang," kata Quartararo.
Pasalnya, ketika motor mengalami wheelie, sensor anti-wheelie akan bekerja dengan mengurangi tenaga dari mesin ke roda, sehingga motor jadi sedikit lebih lambat.
"Kami, terutama para pebalap, harus melihat di mana kami bisa menghilangkannya. Saya rasa perangkat tersebut tidak perlu dilarang di semua trek, tetapi di Le Mans, misalnya, perangkat tersebut harus dilarang. Biasanya tidak terlalu berbahaya di Silverstone," ujar pebalap Gresini Racing tersebut.
"Pada akhirnya, kecelakaan di tikungan pertama setelah start selalu bisa terjadi. Bagi saya, perangkat itu keren. Saya datang ke MotoGP saat perangkat itu sudah digunakan. Mereka sangat cocok untuk saya," kata Bezzecchi.
"Kami sebagai pebalap harus memutuskan trek mana yang membutuhkannya di awal dan mana yang tidak. Le Mans, misalnya, adalah trek di mana kami bisa meninggalkannya," ujar Zarco.
"Tikungan pertama di Silverstone sangat cepat, tapi kami punya ruang pengereman yang cukup untuk menonaktifkannya. Jika tidak, Anda bisa menonaktifkannya sepenuhnya di Tikungan 3. Alex pasti bisa menjawabnya dengan lebih baik," kata Zarco.
"Di Le Mans atau Silverstone, tikungan pertama sedikit tidak pasti, karena para pebalap harus mengerem dengan cara yang aneh. Namun di sisi lain, kali ini di balapan utama, motor lebih stabil dengan RHD di tengah angin kencang ini," ujarnya.