Dua Robot Humanoid Adu Jotos di Ring Tinju, Mirip Film "Real Steel"

Setelah maraton, robot humanoid atau robot yang menyerupai manusia kini adu jotos di ring tinju. Ini terjadi dalam ajang Chinese Media Group (CMG) World Robot Competition—Mecha Fighting Series di China, belum lama ini.
Pertandingan yang berlangsung pada akhir Mei ini menampilkan empat robot humanoid buatan perusahaan Unitree Robotics yang bertarung satu lawan satu di dalam ring. Robot-robot ini dikendalikan secara langsung oleh operator manusia dari pinggir ring.
Unitree Robotics adalah perusahaan asal Hangzhou, China, yang sebelumnya dikenal lewat produk robot anjing canggih seperti Go1 dan B2.
Namun, sejak 2024, Unitree mulai mengembangkan robot humanoid dengan kemampuan gerak kompleks, termasuk akrobatik dan bela diri.
Menurut penyelenggara, ini adalah pertandingan tinju humanoid pertama di dunia yang digelar dalam format kompetisi, menggabungkan unsur kecerdasan buatan, kendali jarak jauh, dan kemampuan gerak robot yang sangat menyerupai manusia.
Cuplikan pertandingan antar robot humanoid ini pun viral di media sosial ini, khususnya di platform X (dulu Twitter). Banyak pengguna berkomentar pertandingan robot ini seperti “versi nyata dari Real Steel”.
Real Steel (2011) adalah sebuah film fiksi ilmiah yang dibintangi Hugh Jackman. Film ini mengambil latar masa depan di mana olahraga tinju telah digantikan oleh pertarungan antar robot raksasa yang dikendalikan oleh manusia.
Dalam film tersebut, karakter Hugh Jackman adalah mantan petinju yang beralih profesi menjadi operator robot tinju, mirip seperti yang terjadi di ajang CMG World Robot Competition.
Bisa jab dan knockdown
Robot-robot yang bertanding merupakan model Unitree G1, humanoid berkaki dua yang sudah beberapa bulan terakhir dipamerkan lewat demonstrasi bela diri.
Model G1 juga sudah beberapa kali diuji coba untuk menirukan gerakan kung fu, menangkis serangan, hingga bertahan saat dijatuhkan oleh manusia.
Video demonya telah viral di berbagai platform sejak awal 2025, memamerkan potensi robot ini untuk digunakan dalam pelatihan bela diri, hiburan, dan eksperimen AI.
Dalam pertandingan CMG World Robot Competition – Mecha Fighting Series di China belum lama ini, mereka menunjukkan kemampuan bertarung seperti hook (pukulan menyamping), jab (pukulan lurus), uppercut (pukulan dari bawah ke atas), tendangan, bahkan bangkit setelah jatuh.
Salah satu pertandingan paling seru adalah duel antara robot Pink dan Black. Kedua humanoid ini dinamai berdasarkan warna pelindung kepala dan sarung tinju masing-masing.
Dalam cuplikan video pertandingan berdurasi 23 detik, Black dan Pink sempat bertukar jab, sebelum akhirnya Pink tersungkur dan knockdown. Black juga sempat terjatuh akibat tersandung Pink, tetapi bangkit dengan cepat.
Hasil akhirnya, Black keluar sebagai pemenang, yang kemudian melaju ke final dan mengalahkan robot Green untuk merebut gelar juara Mecha Fighting Series.
Soccer is so yesterday. Robot MMA it is. pic.twitter.com/BKr3TXHh49
— Chubby?? (@kimmonismus) May 25, 2025
Tak hanya adu jotos, robot juga bisa maraton
Tiangong Ultra dari X Humanoid, jadi robot humanoid tercepat dalam ajang Yizhuang Half-Marathon di Beijing, China, finis dengan catatan waktu 2 jam 40 menit.
Pertunjukan kekuatan robot tidak berhenti di ring tinju. Pada April 2025 lalu, China lebih dulu menggelar ajang marathon untuk robot humanoid dalam ajang Yizhuang Half Marathon yang digelar di Beijing, China pada April lalu.Sebanyak 21 robot berkaki dua dari perusahaan teknologi China seperti X Humanoid, DroidVP, dan Noetix Robotics mengikuti Lomba lari Half Marathon (setengah maraton) sejauh 21 kilometer.
Dari 21 robot yang ikut serta, hanya ada empat robot yang berhasil menyelesaikan lomba dalam batas waktu empat jam yang ditentukan (cut-off time).
Adapun robot tercepat dalam lomba ini adalah Tiangong Ultra dari X Humanoid, yang berhasil finis dengan catatan waktu 2 jam 40 menit. Sebagai perbandingan, pemenang kategori pria mencatatkan waktu 1 jam 2 menit.
Tiangong Ultra, yang tingginya sekitar 178 cm, dilaporkan berlari dengan kecepatan sekitar 8 km/jam, dan menyelesaikan lomba setelah tiga kali ganti baterai.
Sementara robot-robot yang lain tidak berhasil finis di ajang Yizhuang Half-Marathon pada April 2025 ini. Beberapa mengalami kendala teknis di tengah jalan, bahkan sebelum lomba dimulai. Misalnya, ada yang langsung terjatuh di garis start dan baru bangkit beberapa menit kemudian.
Pertandingan tinju dan lomba maraton robot humanoid ini menjadi bukti nyata bahwa kemajuan AI dan robotika kini bukan sekadar riset laboratorium, tapi sudah masuk ke ranah kompetisi fisik yang penuh aksi dan tontonan, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Decrypt, Jumat (6/6/2025).