Mahasiswi UNS Terjun ke Bengawan Solo, Tinggalkan Buku Harian dan Motor

Bengawan Solo, bunuh diri, terjun ke sungai, terjun ke sungai bengawan solo, mahasiswi terjun ke sungai bengawan solo, mahasiswi UNS Terjun ke Bengawan solo, Mahasiswi UNS Terjun ke Bengawan Solo, Tinggalkan Buku Harian dan Motor

Seorang mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berinisial DSA (22), diduga mengakhiri hidupnya dengan melompat dari Jembatan Jurug ke Sungai Bengawan Solo, Selasa (1/7/2025).

Peristiwa tragis ini menyita perhatian publik dan kembali menyoroti isu kesehatan mental di kalangan mahasiswa.

Koordinator Lapangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surakarta, Haryana, membenarkan identitas korban sebagai warga asal Temanggung, Jawa Tengah.

“Identitas korban sudah diketahui, warga Temanggung. BPBD Temanggung sudah dalam perjalanan ke Solo bersama pihak keluarga. Informasi ini kami terima dari pihak UNS,” ujar Haryana, Selasa.

Di lokasi kejadian, petugas menemukan sejumlah barang milik korban, termasuk sepeda motor dan buku harian. Dugaan bunuh diri muncul dari temuan ini.

“Dugaan mengarah ke tindakan mengakhiri hidup karena ada buku harian dan sepeda motor yang ditinggalkan. Itu juga dikuatkan oleh saksi pertama,” jelas Haryana.

Seorang pengemudi ojek online bernama Haryadi menjadi saksi mata dalam insiden ini. Ia melihat korban sudah berdiri di sisi jembatan saat melintas mengantar penumpang dari Palur.

“Sekitar lima meter di depan saya, perempuan itu sudah berdiri di tuas jembatan. Sepertinya dia sedang ancang-ancang melompat,” kata Haryadi, dikutip dari TribunJateng.com.

Menurutnya, korban saat itu mengenakan pakaian warna pink dan berkerudung. Ia sempat berteriak untuk mencegah korban, namun gagal menghentikannya.

“Di sekitar lokasi juga terlihat sepeda motor terparkir. Kemungkinan itu motor milik perempuan tersebut,” imbuhnya.

Setelah laporan diterima, warga berdatangan ke sekitar Jembatan Jurug hingga menyebabkan kemacetan. Sementara itu, tim SAR gabungan langsung diterjunkan untuk melakukan pencarian di area Sungai Bengawan Solo.

Haryana menyebut operasi pencarian melibatkan penyelam, perahu karet, serta personel dari BPBD, UNS, Basarnas, hingga SAR MTA.

“Dari UNS ada satu perahu LCR dengan empat penyelam. BPBD Karanganyar dan Surakarta siaga di atas. Operasi ditutup pukul 17.00 WIB, dengan cakupan area dari Jembatan Jurug hingga Jembatan Ring Road,” terangnya.

Pihak Universitas Sebelas Maret (UNS) membenarkan bahwa DSA adalah mahasiswa aktif dari program studi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Dalam keterangan resmi yang ditandatangani Sekretaris UNS, Agus Riewanto, disebutkan bahwa korban sudah menjadi klien Subdirektorat Layanan Konseling Mahasiswa sejak Januari 2025 dan telah direkomendasikan untuk mendapat penanganan psikiater.

“Mahasiswi tersebut mendapat pendampingan sampai sebelum kejadian. Dari catatan kampus, dia juga tercatat pernah melakukan percobaan bunuh diri beberapa kali sejak 2023,” kata Agus.

Minta maaf ke dosen pembimbing 

Dari hasil penelusuran pihak kampus, korban meninggalkan surat tulisan tangan yang diduga merupakan surat wasiat.

Surat tersebut menyebut nama dosen pembimbing akademik dan skripsi, Dr. Sumardiyono, S.KM., M.Kes., yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Sekolah Vokasi UNS.

Dalam surat tersebut, korban meminta maaf ke sang dosen karena tak bisa bertahan. 

“Terkait surat tersebut, benar yang disebut adalah dosen pembimbing akademik dan pembimbing skripsi korban. Yang bersangkutan juga pernah menyurati keluarga untuk menyarankan agar mahasiswi tersebut mengambil cuti selama tiga bulan, tapi ditolak,” jelas Agus.

Agus menambahkan, korban sebenarnya sudah menyelesaikan seluruh proses akademik.

“Yang bersangkutan telah menyelesaikan ujian skripsi dan revisinya, tinggal menunggu wisuda. IPK-nya 3,8 dan ia merupakan penerima beasiswa KIP Kuliah,” ungkapnya.

Psikolog soroti pentingnya dukungan psikososial

Menanggapi peristiwa ini, pakar psikologi UNS Dr. Farida Hidayati menyoroti pentingnya dukungan psikososial serta penghapusan stigma terhadap penderita gangguan jiwa.

Menurutnya, banyak individu yang mengalami masalah kejiwaan enggan mencari bantuan karena takut dicap lemah atau kurang religius.

“Mereka tidak ingin minta bantuan karena takut dianggap lemah, tidak bersyukur, atau tidak religius. Stigma-stigma ini membuat mereka terhambat untuk konsultasi,” jelas Farida.

Farida juga menyoroti tingginya biaya dan terbatasnya akses layanan psikolog di Indonesia.

“Biaya untuk pengobatan gangguan jiwa itu tidak sedikit. Layanan psikologi juga belum mudah dijangkau seperti layanan kesehatan fisik di puskesmas,” katanya.

Ia menambahkan, dalam banyak kasus, pikiran untuk mengakhiri hidup muncul karena ketidakmampuan individu meregulasi emosi.

Menurutnya, sebagian mahasiswa terbentuk dalam budaya instan yang ingin menyelesaikan masalah secara cepat, tanpa menjalani proses pemulihan secara utuh.

Kontak Bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/

Pembaca bisa menghubungi Nomor darurat 119. Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa, satu di antaranya adalah Hotline Psychology Mobile RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta 08122551001.

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Mahasiswi Terjun ke Bengawan Solo, Pakar Psikologi : Stigma Jadi Penghalang Atasi Gangguan Jiwa