Ninja H2 SX Kini Bisa Terbang di Udara, Mesin Terpasang di Pesawat Ini

pesawat terbang, Kawasaki H2 SX, Ninja H2, pesawat mesin ninja H2 SX, Ninja H2 SX Kini Bisa Terbang di Udara, Mesin Terpasang di Pesawat Ini

- Tak hanya digunakan di jalur darat, kini Kawasaki H2 SX siap dipakai terbang.

Yap, yang dimaksud adalah penggunaan mesin motor menjadi jantung pacu sebuah pesawat buatan VoltAero, perusahaan teknologi penerbangan asal Prancis.

Nama sistem propulsi hibrida terbaru mereka yakni HPU 210.

“Dengan HPU 210, pesawat kategori baru kini bisa menikmati teknologi propulsi hibrida yang telah kami patenkan dan buktikan melalui program uji terbang kami.” ujar CEO VoltAero, Jean Botti

HPU 210 mengandalkan mesin empat silinder segaris supercharged yang sama seperti yang digunakan di Kawasaki Ninja H2 SX.

Mesin ini mampu menghasilkan tenaga hingga 200 dk pada 11.000 rpm.

VoltAero menyebut mesin ini sebagai “mesin termal” sebutan teknis untuk mesin pembakaran internal yang dirancang untuk menjadi bagian dari sistem hibrida bersama motor listrik dan baterai dalam konfigurasi penerbangan.

pesawat terbang, Kawasaki H2 SX, Ninja H2, pesawat mesin ninja H2 SX, Ninja H2 SX Kini Bisa Terbang di Udara, Mesin Terpasang di Pesawat Ini

HPU 210 tidak hanya bergantung pada mesin pembakaran. Sistem ini bekerja secara terintegrasi.

Cara kerjanya yakni mesin H2 SX ini memberikan tenaga awal dari 0 sampai 70%.

Lalu motor listrik berguna menambah daya ekstra untuk penerbangan lebih lanjut.

Meski begitu semua sistem dikendalikan dengan satu tuas throttle, membuat pengoperasian lebih praktis dan efisien

Salah satu keunggulan HPU 210 adalah fleksibilitas bahan bakarnya.

Mesin ini bisa dijalankan dengan AVGAS (bahan bakar pesawat standar, Biofuel, seperti campuran E85 (etanol + bensin) juga Bensin otomotif biasa

Dengan konsumsi hanya 38 liter per jam saat terbang jelajah, sistem ini menawarkan efisiensi tinggi di kelasnya.

VoltAero telah melakukan pengujian menyeluruh pada pesawat uji mereka, Cassio S, yang dilengkapi dengan HPU 210.

Hasilnya cukup impresif dengan menempuh 185 jam penerbangan dalam jarak tempuh sekitar 25.000 km.