Konsumen Ragukan Exynos 2500, Samsung Pastikan Kualitas dan Performanya Memadai

baru saja mengumumkan dua ponsel pintar lipat mereka dalam ajang Galaxy Unpacked, Rabu (9/7). Tak hanya itu, raksasa teknologi ini Korea ini juga berencana menghadirkan berbagai bentuk perangkat baru di masa depan untuk mendukung pengalaman pengguna berbasis kecerdasan buatan (AI).
Kepala Sementara Divisi Pengalaman Perangkat Samsung Electronics Roh Tae-moon, yang hadir di ajang Galaxy Unpacked, menanggapi pertanyaan konsumen seputar keputusan perusahaan menggunakan prosesor buatan sendiri, Exynos 2500, untuk Galaxy Z Flip 7 yang baru saja diluncurkan. Ia mengatakan divisinya menggunakan prosesor tersebut karena telah memastikan kualitas dan performa yang memadai.
“Seiring kita semakin dalam memasuki era AI, peran ponsel pintar menjadi semakin penting. Melalui inovasi perangkat keras yang dioptimalkan untuk layanan AI, kami akan mengubah pengalaman pengguna secara fundamental,” katanya.
Tae-moon menjelaskan ponsel pintar bukan lagi sekadar alat, melainkan menjadi mitra AI yang melihat, memahami, dan merespons apa yang dilihat pengguna secara real-time. “Samsung sedang mengembangkan lebih banyak bentuk perangkat inovatif untuk memimpin era AI,” imbuhnya.
Dalam ajang tersebut, Tae-moon kembali menegaskan keputusan perusahaan untuk menggunakan prosesor Exynos 2500 di Flip 7 karena telah terbukti memiliki performa dan kualitas yang memadai untuk peluncuran global secara konsisten.
Meski Samsung tidak mempromosikan secara terbuka prosesor Flip 7 saat acara peluncuran, perangkat tersebut akan dijalankan menggunakan Exynos 2500 di semua pasar.
Exynos 2500 menjadi sorotan karena divisi mobile Samsung sebelumnya menggunakan Qualcomm Snapdragon untuk Galaxy S25 yang dirilis Januari lalu. Samsung sempat memakai chipset Exynos untuk beberapa wilayah pada seri Galaxy S sebelumnya, tapi tidak digunakan pada Galaxy S23 karena adanya laporan penundaan pengembangan. Prosessor itu kembali tidak digunakan pada S25. Hal itu memicu spekulasi tentang rendahnya hasil produksi Exynos.
Dengan latar belakang tersebut, sejumlah konsumen yang melek teknologi telah menyatakan keraguan terhadap Flip 7 bahkan sebelum diluncurkan. Mereka berpendapat Samsung seharusnya tidak menaikkan harga Flip 7. Di saat yang sama, para pakar menyoroti kekuatan Samsung sebagai penyedia solusi menyeluruh, dari semikonduktor hingga perangkat akhir, mulai dipertanyakan.
“Sejak Galaxy S1, kami selalu menggunakan prosesor paling kompetitif yang tersedia saat itu. Kali ini pun demikian. Keputusan tidak hanya berdasarkan skor benchmark AP, tapi melalui validasi menyeluruh bersama tim dan mitra kami tentang seberapa baik integrasi antara IP Galaxy dan chipset tersebut,” kata Tae-moon
Dalam konferensi tersebut, Tae-moon menekankan bahwa Samsung memegang filosofi ‘AI untuk semua’ dan akan menyematkan fitur Galaxy AI di 400 juta perangkat Galaxy yang sudah ada di seluruh dunia sebelum akhir tahun ini.
“Mulai dari produk flagship hingga seri Galaxy A, kami memperluas fitur Galaxy AI selama tidak ada batasan dari sisi perangkat keras,” ujarnya.
Ia menyebut visi Samsung untuk Galaxy AI yakni membuat AI mobile dapat diakses sebanyak mungkin konsumen.
“Oleh krena itu, kami tidak membatasi Galaxy AI hanya untuk model baru. Kami juga akan membawanya ke perangkat yang telah dirilis sebelumnya, selama spesifikasi perangkat kerasnya memungkinkan,” tegasnya.(dwi)