Top 5+ Simbol Status Kelas Menengah tapi Diabaikan Orang Kaya

Banyak orang yang sangat kaya ternyata justru berhati-hati dalam mengalokasikan uang mereka, terutama ke barang yang dianggap simbol status oleh orang kebanyakan.
Bukan karena mereka tidak mampu membeli, melainkan karena mereka sudah banyak belajar apa yang sebenarnya membangun kekayaan dan apa yang tampak seperti tanda kesuksesan.
"Salah satu kebiasaan yang paling merusak adalah menghabiskan lebih banyak daripada yang dihasilkan," kata Christopher William, pakar keuangan CPA dan pendiri Balanced News Summary.
"Ini adalah masalah umum di kalangan kelas menengah, karena orang sering tergoda untuk membeli lebih banyak daripada yang mereka mampu," jelasnya seperti dikutip dari Yahoo Finance.
William mencatat bahwa hal ini sering kali menyebabkan tingginya besaran utang, yang menyulitkan menabung untuk masa pensiun dan investasi jangka panjang lainnya.
Barang yang sering dibeli kelas menengah untuk simbol status
Berikut adalah beberapa barang yang dianggap sebagi simbol status oleh kelas menengah tapi tidak menarik untuk kalangan elit.
1. Mobil mewah
Kelas menengah sering membeli mobil mahal sebagai simbol kesuksesan. Namun, bagi orang kaya, mobil adalah aset yang nilainya terus menurun. Kekayaan yang mencolok tidak selalu berarti cerdas secara finansial.
Faktanya, seperti yang dicatat Thomas Stanley dalam "The Millionaire Next Door", kebanyakan milyuner tidak mengendarai kendaraan mewah. Mereka mengendarai mobil kelas menengah yang andal. Ini tentang fungsi, bukan pamer.

Deretan sepatu dan tas mewah dalam rak sitaan KPK RI di Gedung RUPBASAN KPK RI, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (7/1/2025).
2. Jam tangan dan perhiasan mewah
Kecuali jika memiliki nilai sentimental atau merupakan barang koleksi langka, sebagian besar perhiasan mewah tidak akan menarik perhatian orang kaya. Hobi memakai barang mewah justru menunjukkan rasa tidak aman.
Seperti yang dikatakan investor Naval Ravikant, "Orang kaya tidak mengenakan kekayaan mereka di pergelangan tangan."
Konsumen kelas menengah sering kali terjebak dalam keyakinan bahwa Rolex atau kalung berlian menandakan status. Namun, orang kaya biasanya menganggap pembelian tersebut tidak perlu kecuali jika saat dijual nanti untuk mendapatkan keuntungan.
3. Pakaian desainer dengan logo mencolok
Psikolog konsumen Kit Yarrow mencatat, "Orang yang benar-benar kaya sering kali berpakaian lebih halus karena kepercayaan diri mereka bukan berasal dari dianggap kaya melainkan dari menjadi kaya."
Di sisi lain, pembeli kelas menengah sering kali mengutamakan barang yang sudah terkenal. Mereka ingin merek ternama terlihat. Hal ini dapat dimengerti karena sering dianggap sebagai jalan pintas menuju status elit.
4. Gadget baru setiap tahun
iPhone terbaru dirilis dan tiba-tiba semua orang membutuhkan kamera terbaru, meskipun model tahun lalu masih bagus-bagus saja.
Tapi orang kaya? Kebanyakan tidak peduli kecuali teknologinya benar-benar meningkatkan alur kerja mereka.
Konsumen kelas menengah sering kali memperbarui ponsel sebagai cara menjaga penampilan sebagian karena status sosial, sebagian karena takut ketinggalan zaman.
5. Cicilan berbunga besar
Keluarga kelas menengah kini makin tertekan secara finansial. Mereka menghadapi bunga utang yang tinggi, terkadang menghabiskan lebih dari 30 persen pendapatan bulanan hanya untuk membayar cicilan kartu kredit, pinjaman pribadi, atau utang pendidikan.
Menurut penasihat ekonomi Maude Toussaint-Comeau, kondisi ini makin parah karena banyak dari mereka terpaksa menggunakan kartu kredit untuk memenuhi kebutuhan pokok, bukan gaya hidup. Sementara itu, kelompok kaya justru berperan dalam memperbesar ketimpangan ini lewat aktivitas finansial mereka.
Kebiasaan ini dapat menggagalkan kemampuan mereka untuk menabung demi keadaan darurat, pensiun, atau biaya hidup yang terus meningkat.