Penjualan Mobil ‘Longsor’, Merek Mobil Mewah yang Incar Orang Kaya Ikut Berhati-hati
JAKARTA – Penjualan mobil di Indonesia pada April 2025 mengalami ‘longsor’. Bahkan, merek mobil mewah seperti BMW pun mewaspadai kondisi ini, meski para konsumen mereka adalah orang-orang kaya dengan daya beli tinggi.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan mobil secara retail (distribusi diler ke konsumen) pada April 2025 cuma 57.031 unit. Terjadi penurunan 25,5 persen dibandingkan Maret 2025 atau ‘terjun bebas’ seperempatnya.
Penjualan mobil retail periode Januari-April 2025 sendiri berjumlah 267.514 unit, turun 7,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
“Penjualan retail untuk April tidak terlalu baik untuk seluruh industri,” nilai President Director BMW Group Indonesia Peter ‘Sunny’ Medalla ketika ditemui pascapembukaan diler BMW-MINI terintegrasi pertama di Tanah Air yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Tangerang belum lama ini.
Ia menyebut segmen mobil mewah relatif lebih stabil ketimbang segmen-segmen lainnya. Meskipun begitu, hanya BMW merek mobil premium yang masih mampu membukukan pertumbuhan penjualan selama kuartal satu 2025 yang berlangsung Januari-Maret.
“Saya pikir kita harus berhati-hati. Itulah pesan saya,” lontar Sunny.
Sentimen negatif, lanjutnya, berdatangan setelah kuartal pertama 2025. Ada banyak kombinasi faktor yang mencetuskannya dan membuat penjualan mobil di Indonesia pada April 2025 drop jauh lebih dalam dari bulan-bulan sebelumnya.
Faktor pertama, terang Sunny, adalah performa pasar saham alias stock exchange yang sangat buruk. Tren pelemahan nilai tukar rupiah yang masih terus terjadi juga ikut andil dan mempengaruhi sentimen pasar otomotif nasional.
“Lalu, tentu saja terkait dengan sentimen yang menyangkut tarif impor global atau ‘Tarif Trump’ menurut istilah orang-orang. Itu semua menciptakan ketidakpastian bagi pebisnis maupun konsumen. Ada tren untuk lebih berhati-hati sekarang di pasar,” papar pria asal Filipina ini.
Para pengurus Gaikindo, asosiasi yang menaungi pabrikan-pabrikan mobil global di Tanah Air, sejauh ini menargetkan penjualan mobil Indonesia pada akhir 2025 mencapai 900 ribu unit. Angka itu turun dari proyeksi sebelumnya yang ada di level 1 juta unit.
Hingga pertengahan Mei 2025, belum ada informasi revisi target lagi dari pengurus-pengurus Gaikindo.
Pada 2024, penjualan mobil secara retail di Indonesia turun 10,9 persen yoy hingga menjadi 889.680 unit. Penjualan mobil secara wholesales (distribusi stok ke diler) juga turun 13,9 persen yoy, menjadi 865.723 unit. [Xan]