Mobil Hybrid Murah Bisa Jadi Pendorong Penjualan di RI

 Minat terhadap lini elektrifikasi kendaraan roda empat di Indonesia menunjukkan tren positif, khususnya mobil hybrid.

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), wholesales (penyaluran dari pabrik ke diler) mobil hybrid tembus 6.258 unit di Juli 2025.

Sedangkan mobil listrik atau Battery Electric Vehicle (BEV) berada di angka 5.531 unit, meskipun sebelumnya mencapai 6.302 unit.

Di lain sisi, mobil hybrid jenis plug-in alias PHEV mengalami penurunan di Juli 2025 menjadi 347 unit. Padahal sebelumnya mencapai 1.237 unit.

Chery Tiggo Cross CSH Dilego di GIIAS 2025, Harga Rp 319 Jutaan

Tetapi jadi hal wajar mengingat PHEV belum terbilang populer di dalam negeri. Sebab dalam operasionalnya masih memerlukan pengisian daya layaknya mobil listrik.

Namun kehadiran mobil hybrid harga kompetitif bisa menjadi solusi. Menurut ekonom, Hybrid Electric Vehicle (HEV) bisa menawarkan efisiensi biaya dan total cost of ownership terjangkau.

“Penjualan murni ICE melemah, sementara hybrid dan Electric Vehicle (EV) mengambil momentum,” kata Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank kepada KatadataOTO, Senin (11/08).

Sementara penjualan Low Cost Green Car (LCGC) yang sebelumnya jadi andalan justru anjlok.

Melihat hal tersebut, Josua menilai mobil hybrid murah menjadi salah satu solusi untuk membantu menaikkan penjualan.

“Dorong varian hybrid non-premium yang menghemat BBM, menjawab total cost of ownership,” ucap dia.

Bicara soal mobil hybrid murah, sekarang pendatang baru mulai hadir meramaikan pasar dengan desain yang semakin bervariasi.

Mencoba Langsung Suzuki Fronx Hybrid di GIIAS 2025

Ada Suzuki Fronx dibanderol Rp 270 jutaan. Model itu menggunakan teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) seperti telah diterapkan di Ertiga maupun XL7.

Kemudian Daihatsu Rocky Hybrid di angka Rp 290 jutaan. Dari Tiongkok ada Chery Tiggo Cross Hybrid seharga Rp 300 jutaan.

“Dengan bauran ini ditambah kebijakan pemerintah yang tepat sasaran, saya melihat ruang perbaikan permintaan mobil pada kuartal keempat 2025 dan pijakan lebih solid untuk pemulihan 2026,” tegas Josua.