Review Chery Tiggo Cross CSH: Mobil Hybrid Irit dan Kencang

Chery Sales Indonesia resmi menjual Tiggo Cross CSH di GIIAS 2025.

Awalnya diluncurkan versi Premium dengan harga Rp 319,8 juta, tetapi per Jumat (1/8/2025), muncul varian Comfort dengan harga Rp 299,9 juta.

Chery menjawab permintaan konsumen yang ingin mobil dengan teknologi hybrid yang irit dan kencang, tetapi tidak membutuhkan fitur terlalu banyak.

Varian Comfort bisa lebih murah karena tidak ada sunroof, ambient light, kursi dengan setelan elektris, airbag hanya enam, dan hanya dilengkapi empat speaker.

Test drive Chery Tiggo Cross CSH

Kompas.com mendapatkan kesempatan mencoba Tiggo Cross CSH di ICE BSD dan sekitarnya.

Model yang dicoba adalah varian Premium, sehingga memiliki fitur lengkap seperti sunroof, bangku dengan setelan elektris, dan ambient light.

Test drive Chery Tiggo Cross CSH

Secara spesifikasi, Tiggo Cross CSH menggunakan mesin hybrid ACTECO G4G15B generasi keenam yang memadukan mesin ICE 1.498 cc 4-silinder bertenaga 95 HP dan torsi 120 Nm, dengan motor listrik sebagai penggerak utama yang mampu menghasilkan tenaga 201 HP dan torsi 310 Nm.

Struktur canggih ini juga dilengkapi motor listrik kedua yang berfungsi sebagai generator untuk mengisi baterai Lithium Iron Phosphate (LFP) berkapasitas 1,8 KWh.

Seluruh sistem pada dapur pacu tersebut dikawinkan dengan transmisi Dedicated Hybrid Transmission (DHT) yang menawarkan performa halus dan responsif.

Test drive Chery Tiggo Cross CSH

Ketika masuk kabin dan duduk, mudah untuk mencari setelan posisi berkendara yang pas.

Selain bangku bisa disetel enam arah (rebah-tegak, maju-mundur, naik-turun), setirnya juga bisa diatur tinggi-rendah (tilt) dan dekat-jauh (telescopic).

Test drive Chery Tiggo Cross CSH

Menyalakan mobilnya cukup dengan menginjak rem dan menekan tombol start/setop.

Saat awal, mesin bensin belum menyala, tetapi mobil sudah bisa berjalan karena memakai tenaga listrik dari baterai dan menggerakkan motor listrik.

Alhasil, saat mulai berjalan sangat halus, getaran mesin tidak terasa.

Baru ketika diinjak pedal gas lebih dalam, pada kecepatan di atas 35 Kpj-40 Kpj, mesin bensin baru aktif menggantikan motor listrik untuk menggerakkan roda.

Pergantiannya memang cukup terasa, tetapi jika sudah beradaptasi, seharusnya bukan menjadi masalah.

Ketika kecepatan 40 Kpj-60 Kpj, transmisi DHT Tiggo Cross CSH sangat responsif, padahal masih di mode berkendara Eco.

Cukup tekan tombol mode di dashboard, maka berganti ke sport.

Respons gas dibuat lebih sensitif, mobil jadi terasa lebih kencang.

Namun, ada satu hal yang mengganjal, yaitu tidak ada tombol fisik atau tuas untuk mengaktifkan rem tangan.

Posisinya ternyata ada di layar tengah, geser dari sisi kanan ke kiri, baru muncul rem tangan dan fitur auto hold.

Jadi, di tengah dashboard hanya ada tuas perseneling saja.

Untuk posisi P tinggal tekan tombol di atas tuas, D ditarik ke belakang, dan R didorong ke depan.

Untuk suspensi, sebenarnya tidak terlalu keras, masih bisa diterima untuk pemakaian dalam kota.

Begitu juga bagian rem, bisa dibantu dengan regenerative braking, tinggal pilih setelan dari Low, Medium, atau High lewat layar tengah.

Plus:

Minus:

- Setir rasanya terlalu ringan.