Penyebab Penjualan Mobil Baru di Indonesia Keok dari Malaysia
Penjualan mobil baru di Malaysia berhasil melampaui Indonesia. Kondisi ini merupakan yang pertama dalam sejarah.
Sebab biasanya industri kendaraan roda empat Tanah Air menjadi raja di Asia Tenggara. Namun pada kuartal kedua 2025 situasi berbeda.
Melansir Nationthailand pada Jumat (08/08), Negeri Jiran mampu menorehkan hasil apik dalam kesempatan kali ini.
"Pada kuartal kedua tahun ini, penjualan mobil ASEAN menunjukkan pergerakan penting dengan Malaysia melampaui Indonesia," tulis media daring tersebut.

Menurut laporan tersebut, ada sejumlah faktor kenapa penjualan mobil baru di Malaysia bisa moncer.
Pertama adalah merek kendaraan roda empat asal Malaysia, yakni Proton dan Perodua berhasil tetap memimpin pasar.
Bahkan pangsa pasar dari kedua mobil tersebut mencapai 63 persen pada paruh pertama tahun ini.
Model populer seperti Perodua Alza maupun Proton Saga berhasil mendominasi penjualan. Lalu bersaing dengan Toyota Vios serta Honda City.
Selain itu peningkatan penjualan mobil baru di Malaysia turut disokong dengan kenaikan popularitas mobil listrik serta hybrid.
Penjualan Electric Vehicle (EV) meningkat 91 persen dari tahun lalu, mencapai 12.733 unit.
Sedangkan untuk mobil hybrid mencatatkan pertumbuhan 12 persen. Pada paruh pertama 2025 berada di angka 17.480 kendaraan.
Secara keseluruhan pada kuartal dua 2025, data Nationthailand menyebut Negeri Jiran sukses membukukan angka penjualan sampai 183.366 unit.
Sementara di Indonesia pada kuartal kedua tahun ini hanya ada 169.578 unit terniagakan. Bila dilihat angka tersebut terpaut jauh dengan Malaysia.
Ada selisih sampai 13.788 unit. Jumlah yang sangat besar untuk kondisi seperti sekarang ini.
"Di Indonesia meskipun memiliki populasi (masyarakat) yang besar, namun saat ini sedang mengalami tekanan ekonomi. Terutama pada sektor otomotif," lanjut laporan tersebut.
Di sisi lain masih ada sejumlah faktor yang mendongkrak penjualan mobil di Malaysia, sehingga memiliki kinerja sangat positif.
Ambil contoh pemerintah di sana menerapkan insentif pembebasan pajak penjualan terhadap mobil baru.

Bantuan tersebut sudah berlangsung sejak masa pandemi Covid-19 serta berjalan sampai sekarang.
Mobil yang dirakit lokal diberi kebebasan pajak sampai 100 persen. Sedangkan kendaraan Completely Built UP (CBU) hanya dikenakan separuhnya.
Otomatis pajak kendaraan di Malaysia jauh lebih murah ketimbang di Indonesia.
Lalu harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga lebih murah di negara tetangga berkat subsidi. Misal bensin dengan RON 95 hanya dipatok RM 2,05 atau setara Rp 7.879 per liter.
Sedangkan di Indonesia BBM bersubsidi adalah Pertalite dengan RON 90. Kemudian diniagakan Rp 10 ribu per liter.
Maka tidak heran jika masyarakat di Malaysia tertarik untuk memboyong mobil baru di tahun ini.

Penjualan Mobil Indonesia dan Malaysia Kuartal Dua 2025
Indonesia
- Kuartal Dua 2025 : 169.578 unit
- Mobil Listrik: 19.238 unit
- Mobil Hybrid: 14.853 unit
Malaysia
- Kuartal Dua 2025 : 183.366 unit
- Mobil Listrik: 12.733 unit
- Mobil Hybrid: 17.480 unit