Kenapa Harga Mobil di Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia? Gaikindo Sebut Pajak Biang Kerok

Kenapa Harga Mobil di Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia? Gaikindo Sebut Pajak Biang Kerok

Gaikindo pasang target penjualan mobil 2025 sebanyak 850 ribu unit

Banyak orang masih bertanya-tanya, mengapa harga mobil di Indonesia terasa lebih mahal dibanding negara tetangga. 

Jawabannya, menurut Kukuh Kumara selaku Sekretaris Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), ada pada struktur pajak yang berat. "Pajak tertinggi itu adanya di Indonesia," ungkapnya. 

Kukuh bercerita, pernyataan itu pertama kali ia dengar dari delegasi Amerika dalam sebuah seminar di Vietnam. 

"Selesai seminar saya datangi. Saya nggak bisa menyangkal karena faktanya memang begitu," lanjutnya.

Ia mencontohkan, pajak Toyota Avanza. Produk yang sama dibuat di Indonesia, dijual di Indonesia, sekaligus diekspor ke Malaysia. 

Namun perbandingan pajaknya jomplang. Di Indonesia pajak tahunan Avanza bisa mencapai hampir Rp 5 juta, sementara di Malaysia hanya sekitar Rp 500 ribu.

Tak hanya itu, jika sebuah mobil keluar dari pabrik dengan harga Rp 100 juta, konsumen membelinya di dealer dengan banderol Rp 150 juta. Artinya, Rp 50 jutanya adalah pajak.

"Nah kelihatan besarnya pajak itu. Sehingga kita stagnan penjualan mobilnya," tegas Kukuh.

Masih menurutnya, kondisi penjualan mobil yang kini anjlok ke angka 865 ribu unit, dampaknya bisa merembet ke seluruh rantai industri. 

Mulai dari pemasok tier 1 hingga UMKM yang bergantung pada ekosistem otomotif nasional. 

"Kalau makin lama makin turun, mungkin pabrik mobilnya masih bertahan. Tapi bagaimana dengan supplier? Ini serius, kita harus menyelamatkan itu," papar Kukuh, dalam sebuah diskusi di gelaran GIIAS 2025.