Cerita Sutarjo Jatuh Cinta kepada Woodball, Mengenalkannya di Indonesia Sampai Masuk Markas Tentara

WOODBALL kini makin digemari di Tanah Air. Banyak generasi muda yang tertarik menggemari cabang olahraga asal Taiwan ini. Namun, ada cerita menarik tentang kehadiran woodball di Indonesia. Salah seorang pelopor olahraga Woodball di Indonesia Sutarjo mengingat betul bagaimana ia berjuang keras memperkenalkan olahraga ini di Indonesia. Sutarjo menceritakan, pada 2006, ia berkunjung ke kantor sang kawan, Tandiono Jacky. Saat memasuki ruang kerja, Sutarjo langsung melirik ke sebuah tongkat mallet Woodball yang dimiliki Jacky. Sang teman kebetulan punya koneksi langsung dengan salah satu pendiri organisasi woodball di Taiwan. “Saya berkunjung ke kantornya. Di sana ada alat seperti palu yang ternyata mallet woodball. Sejak saat itulah, saya tertarik,” kata Sutarjo ditemui di sela Asian Cup Woodball Championship 2025 di JSI Resort, Bogor, Jawa Barat, Kamis (21/8). Seolah ‘cinta pada pandangan pertama’, Sutarjo meminta Jacky agar ‘diajari’ menggunakan tongkat itu. Ia dan Jacky lantas pergi ke lapangan golf untuk merasakan bermain. “Saya langsung tertarik dan berpikir, ‘kalau dikembangkan di Indonesia pasti cocok’,” kata Sutarjo yang kini menjadi salah seorang pembina di Indonesia Woodball Association (IWbA) itu.
Sutarjo lantas langsung memainkannya di sebuah lapangan dekat kawasan Simpang Lima, Semarang. Banyak orang yang penasaran dengan olahraga itu lantaran cara bermainnya mirip dengan golf, tapi menggunakan gate yang ada di setiap lintasan. Ia dengan Jacky kemudian fokus mengembangkan olahraga ini seraya membangun Indonesia Woodball Association (IWbA) pada 2007. Ketua umumnya saat itu ialah Tandiono Jacky dan Sutarjo sebagai sekjen.
Salah satu tugas yang dilimpahkan IWbF untuk Sutarjo ialah menyelenggarakan turnamen skala nasional di kawasan Boyolali yang diikuti beberapa negara. Ia langsung membangun sejumlah pengurus provinsi di daerah lantaran jadi syarat utama masuk menjadi anggota KONI. “Kami berjuang terus dan respons dari masyarakat bagus,” ujar dia.
Sutarjo lantas memperkenalkan olahraga ini ke TNI. Ia masuk ke markas Kavaleri. Ia juga datang ke kampus-kampus sehingga makin cepat tersebar di sejumlah daerah.
“Mengembangkan woodball tak sulit karena cari lapangan juga mudah. Tak perlu mengubah lapangan. Apalagi konsep olahraga ini ialah kebersamaan dan kejujuran,” jelas Sutarjo.
Sutarjo melihat respons masyarakat sangat luar bisa, bahkan di Universitas Negeri Semarang (UNNES) sudah menjadi mata kuliah tersendiri. Ia yakin woodball bakal makin dikenal masyarakat Indonesia.
Dia melihat kepemimpinan Ketum PB IWbA Aang Sunadji sangat berkomitmen mengembangkan woodball.
“Harapan saya, di masa depan bisa lebih maju lagi. Saya melihat Pak Aang sangat berkomitmen memajukan woodball apalagi beliau masih muda dan punya jaringan bagus,” ujar Sutarjo.(knu)