Pertama Dalam Sejarah, Penjualan Mobil Malaysia Kalahkan Indonesia

Industri Otomotif Indonesia, penjualan mobil Indonesia, pertumbuhan kendaraan listrik, pasar mobil ASEAN, penjualan mobil Malaysia, malaysia kalahkan indonesia, Pertama Dalam Sejarah, Penjualan Mobil Malaysia Kalahkan Indonesia, Malaysia Ambil Alih Tahta ASEAN, Indonesia: Populasi Besar Tak Lagi Jaminan Pasar, Vietnam Tumbuh Pesat, Siap Salip Filipina, Thailand Bangkit Lewat EV, Tapi Jepang Mundur Perlahan, Kesimpulan: Pergeseran Kekuatan Otomotif ASEAN

Industri otomotif Asia Tenggara (ASEAN) tengah memasuki babak baru, di mana untuk pertama kalinya dalam sejarah, penjualan mobil di Malaysia berhasil menyalip Indonesia

Sementara Thailand menunjukkan sinyal pemulihan lewat pertumbuhan kendaraan listrik, kepergian bertahap sejumlah pabrikan Jepang mengindikasikan perubahan lanskap industri yang lebih luas.

Peristiwa ini menjadi penanda penting pergeseran kekuatan otomotif regional, di tengah munculnya tren elektrifikasi dan berubahnya peta dominasi pabrikan tradisional.

Industri Otomotif Indonesia, penjualan mobil Indonesia, pertumbuhan kendaraan listrik, pasar mobil ASEAN, penjualan mobil Malaysia, malaysia kalahkan indonesia, Pertama Dalam Sejarah, Penjualan Mobil Malaysia Kalahkan Indonesia, Malaysia Ambil Alih Tahta ASEAN, Indonesia: Populasi Besar Tak Lagi Jaminan Pasar, Vietnam Tumbuh Pesat, Siap Salip Filipina, Thailand Bangkit Lewat EV, Tapi Jepang Mundur Perlahan, Kesimpulan: Pergeseran Kekuatan Otomotif ASEAN

Ilustrasi penjualan mobil

Malaysia Ambil Alih Tahta ASEAN

Dikutip dari TheNation, laporan penjualan kuartal II-2025 menunjukkan lonjakan signifikan di pasar otomotif Malaysia.

Negara berpenduduk 34 juta jiwa ini sukses menyalip Indonesia yang memiliki populasi lebih dari 280 juta dalam jumlah penjualan kendaraan roda empat.

Keberhasilan Malaysia tak lepas dari dominasi merek lokal seperti Perodua dan Proton, yang secara kolektif menguasai 63 persen pasar domestik.

model seperti Perodua Alza dan Proton Saga tetap menjadi tulang punggung penjualan, berdampingan dengan nama-nama global seperti Toyota Vios dan Honda City.

Peran strategis investor asing seperti Daihatsu (di balik Perodua) dan Geely (pemilik saham mayoritas Proton) juga memperkuat posisi Malaysia dalam rantai nilai otomotif.

Industri Otomotif Indonesia, penjualan mobil Indonesia, pertumbuhan kendaraan listrik, pasar mobil ASEAN, penjualan mobil Malaysia, malaysia kalahkan indonesia, Pertama Dalam Sejarah, Penjualan Mobil Malaysia Kalahkan Indonesia, Malaysia Ambil Alih Tahta ASEAN, Indonesia: Populasi Besar Tak Lagi Jaminan Pasar, Vietnam Tumbuh Pesat, Siap Salip Filipina, Thailand Bangkit Lewat EV, Tapi Jepang Mundur Perlahan, Kesimpulan: Pergeseran Kekuatan Otomotif ASEAN

Penjualan mobil di Indonesia

Selain itu, transisi menuju kendaraan ramah lingkungan semakin terasa.

Penjualan kendaraan listrik (EV) di Malaysia meningkat tajam sebesar 91 persen secara tahunan, mencapai 12.733 unit.

Penjualan mobil hybrid pun tumbuh 12 persen, menjadi 17.480 unit sepanjang semester I-2025.

Indonesia: Populasi Besar Tak Lagi Jaminan Pasar

Sebaliknya, Indonesia justru mencatat kinerja negatif.

Penjualan mobil turun 21 persen pada Juni 2025, level bulanan terburuk sejak Maret 2024, hingga berdampak pada kontraksi 12 persen secara kuartalan.

Industri Otomotif Indonesia, penjualan mobil Indonesia, pertumbuhan kendaraan listrik, pasar mobil ASEAN, penjualan mobil Malaysia, malaysia kalahkan indonesia, Pertama Dalam Sejarah, Penjualan Mobil Malaysia Kalahkan Indonesia, Malaysia Ambil Alih Tahta ASEAN, Indonesia: Populasi Besar Tak Lagi Jaminan Pasar, Vietnam Tumbuh Pesat, Siap Salip Filipina, Thailand Bangkit Lewat EV, Tapi Jepang Mundur Perlahan, Kesimpulan: Pergeseran Kekuatan Otomotif ASEAN

Booth Daihatsu di GIIAS 2025

Lebih lanjut, berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil di Indonesia untuk periode Januari–Juni 2025 hanya mencapai 374.740 unit (wholesales).

Dari jumlah itu, mobil berbasis Internal Combustion Engine (ICE) masih mendominasi sebanyak 309.200 unit atau 82,51 persen.

Namun, angka ini terus menurun dari 99,64 persen pada 2021.

Namun, terpantau bahwa mobil berbasis listrik menunjukkan pertumbuhan signifikan.

Hybrid Electric Vehicle (HEV) mencapai 27.208 unit (7,26 persen), dan Battery Electric Vehicle (BEV) melonjak menjadi 36.611 unit (9,77 persen) dari hanya 685 unit (0,08 persen) pada 2021.

Pelemahan daya beli masyarakat kelas menengah serta pengetatan kebijakan kredit disebut sebagai penyebab utama stagnasi segmen ICE.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan proporsi kelas menengah Indonesia turun dari 21,4 persen populasi pada 2019 menjadi hanya 17,1 persen pada 2024.

Kondisi ini menjadi pukulan telak bagi sektor otomotif yang sangat mengandalkan segmen tersebut.

Vietnam Tumbuh Pesat, Siap Salip Filipina

Industri Otomotif Indonesia, penjualan mobil Indonesia, pertumbuhan kendaraan listrik, pasar mobil ASEAN, penjualan mobil Malaysia, malaysia kalahkan indonesia, Pertama Dalam Sejarah, Penjualan Mobil Malaysia Kalahkan Indonesia, Malaysia Ambil Alih Tahta ASEAN, Indonesia: Populasi Besar Tak Lagi Jaminan Pasar, Vietnam Tumbuh Pesat, Siap Salip Filipina, Thailand Bangkit Lewat EV, Tapi Jepang Mundur Perlahan, Kesimpulan: Pergeseran Kekuatan Otomotif ASEAN

Ilustrasi ekspor mobil.

Vietnam turut mencuri perhatian dengan pertumbuhan pesat.

Penjualan mobil naik 18 persen pada kuartal II-2025, mencapai 90.772 unit, mengokohkan posisi Vietnam untuk segera menyalip Filipina sebagai pasar mobil terbesar keempat di ASEAN.

Kinerja positif ini didorong oleh naiknya daya beli kelas menengah serta ekspansi agresif VinFast, produsen mobil listrik nasional.

Selama 2024, VinFast mencatat penjualan 87.000 unit EV di pasar domestik, menjadikannya aktor kunci dalam kebangkitan industri otomotif Vietnam.

Thailand Bangkit Lewat EV, Tapi Jepang Mundur Perlahan

Sementara itu, Thailand tetap menjadi pasar mobil terbesar ketiga di ASEAN dengan pertumbuhan penjualan 3,6 persen pada kuartal II-2025.

Penjualan EV di Negeri Gajah Putih melonjak 33 persen menjadi 69.005 unit, atau 23 persen dari total penjualan mobil nasional, mencerminkan keberhasilan strategi elektrifikasi pemerintah.

Namun, di balik tren positif tersebut, terdapat gejala penurunan dukungan dari pabrikan Jepang.

Honda berencana menghentikan produksi di pabrik Ayutthaya, Suzuki akan menutup fasilitas perakitan pada akhir 2025, dan Nissan berencana menutup salah satu dari dua pabriknya di Thailand, yang memiliki kapasitas produksi 220.000 unit per tahun.

Situasi ini membuat Federation of Thai Industries (FTI) merevisi target produksi nasional dari 1,5 juta unit menjadi 1,45 juta unit tahun ini.

Kesimpulan: Pergeseran Kekuatan Otomotif ASEAN

Peta otomotif ASEAN kini tengah bergeser.

Malaysia membuktikan bahwa dengan strategi nasional yang terarah dan dukungan pada pengembangan kendaraan ramah lingkungan, negara berpopulasi kecil pun bisa memimpin.

Vietnam pun menunjukkan potensi besar untuk naik kelas, sementara Thailand tetap relevan meski harus menghadapi tantangan dari surutnya dominasi Jepang.

Bagi Indonesia, momentum ini menjadi peringatan serius.

Populasi besar saja tidak lagi cukup sebagai jaminan keunggulan pasar.

Diperlukan reformasi menyeluruh pada kebijakan otomotif serta dukungan nyata terhadap peningkatan daya beli kelas menengah, agar Indonesia tak tertinggal dalam kompetisi otomotif Asia Tenggara.

Atas kondisi ini, pihak Gaikindo maupun Kementerian Perindustrian belum memberikan pernyataan ketika dihubungi Kompas.com.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!