Literasi Keuangan RI Capai 66,46 Persen, Bos OJK: Lebih Tinggi dari Negara-negara OECD

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar melaporkan, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 oleh OJK dan BPS mencatat, indeks literasi keuangan nasional telah mencapai 66,46 persen atau meningkat dari tahun 2024 yang sebesar 65,43 persen.
Menurutnya, capaian itu menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan di Indonesia saat ini sudah jauh lebih baik, jika dibandingkan dengan rata-rata di negara-negara maju.
Bahkan, Mahendra menilai jika tingkat literasi keuangan di Indonesia masih lebih tinggi, dibandingkan rata-rata negara anggota Organization For Economic Cooperation and Development (OECD).
OECD sendiri dikenal sebagai sebuah organisasi multilateral, yang sebagian besar beranggotakan negara-negara maju seperti misalnya Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat (AS).
"Jadi sebenarnya angka literasi 66 persen itu adalah angka yang sudah jauh lebih tinggi, dibandingkan dari tahun lalu maupun tahun-tahun sebelumnya," kata Mahendra, Kamis, 14 Agustus 2025.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar
Dia pun memastikan bahwa saat ini pemahaman masyarakat terhadap instrumen keuangan juga sudah semakin meluas, dan sudah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya berkisar antara 54-55 persen.
Kemudian di sisi inklusi keuangan sendiri, OJK mencatat terjadi peningkatan hingga 80,5 persen pada tahun 2025, atau naik dari 75,02 persen di tahun 2024. Meski demikian, Mahendra tak menyangkal bahwa tingkat literasi keuangan saat ini memang masih belum bisa sebanding dengan tingkat inklusi keuangan di tanah air.
"Maka kedepannya OJK masih akan terus melanjutkan dan memperkuat program-program terkait literasi keuangan," ujar Mahendra.
Selain itu, lanjut Mahendra, program itu juga akan diimbangi dengan mitigasi risiko seperti transaksi ilegal, pinjaman daring ilegal, dan investasi bodong yang kian marak. Hal itu seiring dengan kompleksitas produk dan jasa keuangan yang saat ini sudah semakin berkembang.
"Tapi kita juga bisa mengukur bahwa apa yang kita sudah capai ini terukur baik, bahkan dibanding negara-negara maju lainnya," ujarnya.