3 Profesi Baru Lagi Dicari di Era Green Economy, Gajinya Bikin Tergiur

Ilustrasi Profesi Baru di Era Green Economy
Ilustrasi Profesi Baru di Era Green Economy

Kesadaran akan dampak perubahan iklim dan pentingnya pembangunan berkelanjutan semakin meningkat di seluruh dunia. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan kekayaan alam melimpah, juga mendorong pertumbuhan industri berbasis lingkungan atau green economy. Perubahan ini tidak hanya berdampak pada pola konsumsi, tetapi juga melahirkan peluang karier baru yang ramah lingkungan.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan mulai beralih ke praktik bisnis yang lebih hijau. Mulai dari sektor energi, konstruksi, hingga manufaktur, tren ini melahirkan profesi-profesi baru yang berfokus pada keberlanjutan.

Jika Anda sedang mencari karier yang tidak hanya menjanjikan penghasilan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan, green economy adalah jawabannya. Berikut tiga profesi baru yang diperkirakan akan naik daun di era ekonomi hijau yang belum banyak orang tahu.

1. Konsultan Energi Terbarukan

Profesi ini merupakan Ahli Efisiensi dan Ramah Lingkungan yang menjadi salah satu yang paling dicari di era transisi energi. Konsultan energi terbarukan bertugas memberikan rekomendasi mengenai pemanfaatan sumber energi bersih, seperti tenaga surya, angin, atau biomassa. 

Tugas utamanya mencakup analisis kebutuhan energi, perencanaan instalasi, serta evaluasi efektivitas penggunaan energi terbarukan di suatu perusahaan atau proyek. Permintaan untuk konsultan energi terbarukan terus meningkat seiring dengan target pemerintah Indonesia mencapai net zero emission pada 2060. Dengan keterampilan analisis, pemahaman teknologi energi bersih, serta kemampuan komunikasi yang baik, profesi ini dapat menjadi pilihan karier menjanjikan bagi Anda yang peduli lingkungan. 

Di Indonesia, gaji rata-rata untuk posisi ini berkisar antara Rp10 juta hingga Rp25 juta per bulan untuk level menengah. Tingkat senior atau konsultan independen bisa mencapai Rp40 juta hingga Rp60 juta per bulan, terutama jika menangani proyek skala besar atau klien multinasional. Faktor penentu besaran gaji mencakup pengalaman, sertifikasi profesional, dan kompleksitas proyek.

2. Sustainability Specialist

Sustainability specialist adalah profesi yang bertugas merancang dan mengimplementasikan strategi keberlanjutan di perusahaan. Tanggung jawabnya mencakup pengurangan emisi karbon, pengelolaan limbah, serta memastikan proses produksi sesuai dengan regulasi lingkungan. 

Selain itu, pekerjaan ini berperan dalam menyusun laporan keberlanjutan (sustainability report) yang kini menjadi kewajiban bagi banyak perusahaan publik. Perusahaan-perusahaan besar, termasuk di sektor perbankan, ritel, dan energi, semakin membutuhkan tenaga ahli di bidang ini untuk meningkatkan kredibilitas dan daya saing.  Bagi Anda yang memiliki latar belakang ilmu lingkungan, manajemen, atau bisnis, profesi ini menawarkan prospek karier jangka panjang yang stabil.

Gaji untuk posisi ini umumnya berada di kisaran Rp8 juta hingga Rp20 juta per bulan untuk level junior hingga menengah, sementara di level manajerial dapat mencapai Rp30 juta hingga Rp50 juta per bulan. Permintaan terhadap profesi ini terus meningkat seiring meningkatnya kewajiban pelaporan keberlanjutan (sustainability report) di berbagai industri.

3. Green Architect

Green architect atau arsitek hijau berperan dalam mendesain bangunan yang efisien energi, hemat air, dan ramah lingkungan. Prinsip green building kini menjadi tren di sektor properti dan konstruksi, seiring meningkatnya permintaan hunian berkelanjutan. 

Arsitek hijau tidak hanya memikirkan estetika, tetapi juga faktor seperti ventilasi alami, penggunaan material ramah lingkungan, serta pengelolaan limbah konstruksi. Untuk menjadi green architect, Anda perlu memiliki pemahaman mendalam tentang desain arsitektur dan teknologi hijau.

Gaji untuk profesi ini bervariasi tergantung skala proyek, namun rata-rata arsitek ramah lingkungan di Indonesia memperoleh penghasilan Rp10 juta hingga Rp25 juta per bulan, dengan proyek premium atau internasional yang bisa memberikan fee hingga Rp50 juta atau lebih per bulan.

Keahlian khusus seperti sertifikasi bangunan hijau (GREENSHIP atau LEED) dapat meningkatkan nilai tawar dan pendapatan seorang green architect. Sertifikasi seperti Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) dapat menjadi nilai tambah untuk bersaing di pasar kerja global.

Industri green economy bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendesak yang akan terus berkembang di masa depan. Ketiga profesi tersebut adalah bukti nyata bahwa peluang karier tidak hanya soal keuntungan finansial, tetapi juga kontribusi terhadap kelestarian bumi. Inilah saat yang tepat untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja ramah lingkungan.