Penuh Kengerian, Siaran Live Terakhir Streamer Prancis Jean Pormanove sebelum Meninggal

Prancis Jean Pormanove dikabarkan meninggal saat melakukan tantangan ekstrem dalam siaran langsung, Senin (18/8). Polisi Prancis kini menyelidiki kematian streamer berusia 46 tahun ini. Saat-saat terakhir hidup Pormanove terekam dalam siaran langsungnya, meninggalkan kengerian bagi yang melihatnya.
Sejak 2023, ia berkolaborasi dengan beberapa streamer lain, terutama Owen Cenazandotti dan Safine Hamadi. Dalam puluhan video siaran langsung terdahulu, Pormanove tampak menjadi sasaran lelucon, perundungan, serangan fisik, dan aksi-aksi merendahkan.
Video dari siaran bersama menunjukkan rekan-rekannya berlomba berapa lama mereka bisa mencekiknya, menembakinya dengan peluru cat, atau menyiramnya dengan air.
Berkat donasi dari penonton, grup tersebut memperoleh uang dari siaran langsung itu. Dalam siaran terakhir Pormanove, sebuah penghitung di layar menunjukkan mereka telah mengumpulkan sekitar 36.000 euro (Rp 682 juta) dari siaran yang berlangsung berhari-hari.
Dalam siaran terakhir yang tampaknya berlangsung hampir 300 jam, para peserta dibangunkan dengan suara motor yang meraung di kamar tidur bersama, atau dengan mesin peniup daun. Pada satu titik, Pormanove terlihat terbangun setelah seember air disiramkan kepadanya.
Dalam wawancara BFMTV, Yassin Sadouni, pengacara Cenazandotti, mengatakan Pormanove memiliki masalah kardiovaskular.
Dalam salah satu video, Pormanove berbicara tentang keharusannya minum obat. Dalam video lain, Cenazandotti membacakan pesan yang diduga dikirim Pormanove kepada ibunya, mengeluhkan bahwa ia merasa ‘disandera’ rekan-rekan streamernya. “Gim ini sudah terlalu jauh,” kata pesan yang dibacakan Cenazandotti dalam siaran terakhir itu.
“Aku merasa seperti disandera oleh konsep busuk mereka,” kata Cenazandotti membacakan tulisan Pormanove.
Belum jelas siapa tepatnya yang dimaksud Pormanove. Dalam klip berikutnya, ia berkata kepada Cenazandotti, “Kau tahu bagaimana aku saat marah.” Ia merujuk pada pesan itu.
Dalam klip lain, ibunya menegur Pormanove lewat telepon karena membiarkan rekan-rekannya mencukur sebagian rambutnya. “Kau bangga dengan rambutmu? Lihat apa yang mereka lakukan kepadamu. Mereka memperlakukanmu seperti sampah,” kata sang ibu.
Sadouni, pengacara Cenazandotti, mengatakan kepada BFMTV bahwa ibu Pormanove juga pernah ikut serta dalam aksi-aksi rekayasa bersama para streamer itu.
Tema umum dalam obrolannya dengan rekan-rekan streamer yakni keinginannya untuk menikah dan memiliki anak, sebuah harapan yang kerap dijadikan bahan olokan.
Rekaman Kengerian
Sadouni mengatakan Cenazandotti, yang dikenal dengan nama streaming Naruto, tidak ada hubungannya dengan kematian Pormanove dan menegaskan semua insiden yang menargetkannya merupakan rekayasa.
“Klien saya siap didengar dan memberikan semua informasi yang diperlukan,” katanya kepada BFMTV. Ia juga menambahkan bahwa Cenazandotti telah mengajukan pengaduan kepada pihak berwenang karena mengalami perundungan daring sejak kematian Pormanove.
Cenazandotti dan Hamadi sempat ditahan dalam penyelidikan polisi terkait dengan penghinaan terhadap orang rentan pada Januari 2025. Menurut jaksa Nice, mereka membantah melakukan kejahatan dan tidak dijerat dakwaan apa pun.
“Kematian Jean Pormanove dan kekerasan yang ia alami merupakan sebuah kengerian mutlak. Jean Pormanove telah dipermalukan dan disiksa selama berbulan-bulan secara langsung di platform Kick,” ujar Sekretaris Negara Prancis untuk Urusan Kecerdasan Buatan dan Digital Clara Chappaz di X pada Selasa.
Kick, platform streaming yang digunakan para streamer, menyatakan semua pihak yang terlibat dalam siaran tersebut telah diblokir sambil menunggu penyelidikan yang sedang berlangsung. Pihak Kick menyatakan akan bekerja sama sepenuhnya dengan pihak kepolisian.(dwi)