Sejumlah Program Ini Dinilai Buat Irjen Agus Layak Dinobatkan Sebagai Tokoh Perubahan Lalu Lintas

Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho
Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho

 Program “Polantas Menyapa” yang digagas Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho terus menuai apresiasi publik. Salah satu yang memberikan pandangan positif adalah analis politik sekaligus pemerhati sosial, Nasky Putra Tandjung, Alumni Indef School of Political Economy Jakarta.

Menurut Nasky, program Polantas Menyapa dan tagline “Polisi Senyum” adalah bentuk inovasi pelayanan kepolisian di bidang lalu lintas yang mampu menyentuh kebutuhan riil masyarakat. Bukan hanya sebatas partisipasi dalam acara budaya, melainkan sarat dengan pesan keselamatan, kedisiplinan, dan humanisme.

“Publik menilai Polantas Menyapa dan Polisi Senyum sangat edukatif, humanis, dan inovatif. Program ini lahir dari aspirasi masyarakat yang ingin pelayanan lalu lintas yang ramah, proaktif, dan solutif. Inilah semangat Polri Presisi yang benar-benar dirasakan rakyat,” ujar Nasky dalam keterangannya kepada wartawan, Senin 25 Agustus 2025.

Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho

Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho

Nasky menegaskan, lalu lintas tidak semata-mata soal kendaraan dan aturan, melainkan juga menjadi cermin budaya bangsa. Karena itu, perubahan pendekatan Polantas melalui program Polantas Menyapa menjadi langkah strategis untuk membangun budaya tertib berlalu lintas.

“Petugas polisi lalu lintas adalah wajah pertama kepolisian yang bersentuhan langsung dengan rakyat. Maka perubahan sikap menjadi ramah, menyapa, dan memberi edukasi adalah simbol kedekatan, keramahan, dan empati. Itu yang dihadirkan Kakorlantas melalui Polantas Menyapa,” tegas Nasky.

Ia juga menekankan agar program ini dibarengi pelatihan pelayanan publik bagi anggota di pos jaga, lokasi tilang, maupun kantor SIM dan di Samsat. Kehadiran polisi tidak boleh hanya saat razia, melainkan hadir aktif memberikan edukasi, arahan, bahkan motivasi bagi pengguna jalan.

“Diperlukan kanal umpan balik publik agar masyarakat bisa menilai langsung kualitas pelayanan Polantas. Dengan begitu, perubahan akan berjalan konsisten dan terukur,” tambahnya.

Program Polantas Menyapa hadir di Dieng Culture Festival (DCF) 2025 yang berlangsung pada 23-24 Agustus 2025. Kehadiran Polantas dalam acara budaya ini tidak hanya memperkuat hubungan kepolisian dengan masyarakat, tetapi juga meneguhkan pesan bahwa disiplin dan kesadaran berlalu lintas adalah bagian dari upaya menyelamatkan nyawa.

Program Polantas Menyapa yang hadir di Dieng Culture Festival (DCF) 2025 disambut antusias warga dan wisatawan. Banyak yang menilai kehadiran polisi lalu lintas tidak lagi terasa menegangkan, tetapi justru bersahabat.

Salah satu pengunjung DCF, Ratna Wulandari (35), warga Wonosobo, mengaku kagum dengan perubahan pendekatan Polantas.

“Biasanya kalau lihat polisi lalu lintas itu bawaannya tegang, takut ditilang. Tapi di DCF ini mereka menyapa, memberi arahan dengan ramah, bahkan ada yang sambil senyum dan foto bareng pengunjung. Ini perubahan yang menyenangkan,” ujarnya.

Senada, Rizki Pratama (22), mahasiswa asal Yogyakarta yang hadir di festival, menilai program ini lebih menyentuh generasi muda. “Polantas Menyapa ini bagus, karena anak muda jadi lebih dekat dengan polisi. Ada edukasi lalu lintas, tapi caranya santai dan interaktif. Jadi tidak merasa digurui,” katanya.

Lebih jauh, Nasky menggarisbawahi berbagai prestasi Irjen Agus Suryo dalam menakhodai Korlantas Polri. Ia mengutip apresiasi Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang menyebut penanganan arus mudik Lebaran, HUT Bhayangkara, dan HUT RI ke-80 tahun 2025 sebagai yang paling aman dan lancar sepanjang sejarah.

Selain itu, kebijakan strategis seperti penertiban pelanggaran Over Dimensi dan Over Load, penerapan ETLE, layanan SIM Online, hingga modernisasi sistem pengawasan lalu lintas dinilai memberikan dampak nyata.

Data Polri mencatat, pada semester pertama 2025 jumlah kecelakaan lalu lintas menurun signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat penurunan hampir 1.800 kasus atau 19,8%, dengan lebih dari 2.500 korban berhasil ditekan.

“Penurunan angka kecelakaan ini menjadi bukti konkret efektivitas strategi yang dijalankan Irjen Agus Suryo bersama jajaran Korlantas Polri,” ungkap Nasky.

Berdasarkan fakta tersebut, Nasky menilai Irjen Pol Agus Suryonugroho layak dinobatkan sebagai Tokoh Perubahan Lalu Lintas atau Agent of Change Traffic. Menurutnya, kebijakan dan terobosan Kakorlantas telah membawa wajah baru kepolisian lalu lintas yang lebih modern, humanis, dan dekat dengan masyarakat.

“Seluruh kebijakan beliau berangkat dari semangat Polri untuk masyarakat. Polantas kini tidak lagi sekadar penegak hukum, tetapi juga perpanjangan tangan Polri yang merangkul, mendengar, dan melayani rakyat. Publik melihat perubahan nyata itu, dan ini menjadi modal penting membangun citra positif Polri,” pungkas Nasky.