Kakorlantas Diskusi Bareng Pakar hingga Akademisi, Bahas Pembenahan Pelayanan di Bidang Lalu Lintas

Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho
Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho

 Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menggelar diskusi bersama para pakar, akademisi, dan pengamat transportasi serta keselamatan pada Senin 25 Agustus di Korlantas Polri, Jakarta.

Forum ini membahas komitmen Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk terus berbenah dalam melayani masyarakat, khususnya di bidang lalu lintas, demi menjaga dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap Polri.

Dalam paparannya, Irjen Agus menegaskan pentingnya mendengarkan masukan dari berbagai pihak sebelum merumuskan kebijakan.

Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho

Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho

“Kebijakan Korlantas harus lahir dari saran masyarakat, pakar, akademisi, maupun pengamat. Transformasi organisasi dan transformasi operasional menjadi kunci agar kehadiran Korlantas benar-benar dirasakan publik,” ujarnya.

Transformasi Organisasi dan Operasional. Menurut Agus, transformasi organisasi mencakup dua aspek: struktur yang solid dan prestasi nyata. “Organisasi harus besar karena struktur, tapi juga besar karena prestasi. Dua-duanya harus dikawal,” katanya.

Transformasi operasional, lanjutnya, dilakukan dengan menjadikan Korlantas lebih aktif di lapangan. Sejak menjabat, Irjen Agus Suryo rutin turun langsung dalam operasi besar seperti Operasi Ketupat maupun pengamanan perayaan 17 Agustus.

“Kehadiran Korlantas di lapangan bukan sekadar teknis, tapi hadir nyata agar publik merasakan manfaatnya,” tegasnya.

Agus Suryo juga menyoroti pengembangan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE). Ia mengakui sistem ini masih perlu penyempurnaan agar lebih efektif dan sah secara hukum. “Kita sedang mengkaji perbedaan barang bukti fisik dan digital, serta syarat formil agar penegakan hukum berbasis ETLE memiliki legitimasi kuat,” ungkapnya.

Selain itu, program “Korlantas Menyapa” terus diperkuat dengan pendekatan humanis, mulai dari menyapa wajib pajak hingga masuk ke sekolah, pesantren, dan komunitas. Semua diarahkan untuk keterbukaan pelayanan sekaligus kampanye keselamatan.

Dalam diskusi, Agus Suryo juga menggarisbawahi persoalan keselamatan lalu lintas. Menurutnya, meski angka kecelakaan masih tinggi, tren menurun sudah terlihat. Pada operasi terakhir, fatalitas kecelakaan tercatat turun 51 persen dalam 17 hari, sementara jumlah kecelakaan berkurang sekitar 30 persen.

“Negara harus berani bersikap, termasuk menertibkan kendaraan over dimensi dan overload, agar dampak penurunan kecelakaan semakin signifikan,” tegasnya.

Kakorlantas menekankan bahwa tugas besar ini tak bisa dikerjakan sendiri. Karena itu, ia membuka ruang masukan dari berbagai pihak.

“Kita butuh sinergi seluruh stakeholder, mulai dari Kementerian Perhubungan, PU, hingga masyarakat. Semua demi keselamatan dan pelayanan terbaik,” ujarnya.

Diskusi ini juga menjadi bagian dari rangkaian menuju peringatan Hari Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nasional tanggal 19 September 2025 mendatang, yang diharapkan menjadi momentum moral untuk meningkatkan kesadaran keselamatan di jalan.