Bagaimana Cara Transfer Uang pada Zaman Kolonial? Ternyata Pakai Ini

Zaman boleh berubah dan teknologi terus berkembang, tetapi aktivitas perbankan yang sama tetap berlangsung.
Bedanya, seiring majunya teknologi, aktivitas perbankan semakin mempermudah penggunanya. Salah satunya dalam hal pengiriman uang, alias transfer uang.
Saat ini, proses pengiriman uang mudah dilakukan menggunakan aplikasi di ponsel. Namun pernahkah kamu mempertanyakan bagaimana cara mengirim uang pada zaman kolonial?
Transfer uang zaman kolonial pakai peti
Saat berkunjung ke Museum Bank Mandiri pada Rabu (27/8/2025), Kompas.com menemukan informasi bahwa proses pengiriman uang yang dilakukan pihak bank pada zaman kolonial Belanda yaitu menggunakan peti.
"Pada masa kolonial untuk memudahkan pengiriman uang atau membawa uang dalam perjalanan dagang, digunakan peti-peti dari kayu dengan pengunci besi di salah satu sisinya," dikutip dari papan informasi yang tertera di Museum Bank Mandiri, Kota Tua, Jakarta Barat, Rabu (27/8/2025).
Sistemnya, mata uang ditata rapi berdasarkan urutan besaran nilai, kemudian uang tersebut ditempatkan dalam ukuran kayu lebih kecil. Lalu, disusun di dalam peti kayu besar dengan pegangan.
Peti kayu tempat menyimpan uang untuk dikirim oleh bank, sebelum hadirnya teknologi transfer digital, di Museum Bank Mandiri, Kota Tua, Jakarta Barat, Rabu (27/8/2025).
Jenis peti yang dipakai pun ada jenisnya. Pertama, ada peti uang kayu sebagai generasi pertama dalam sistem penyimpanan uang di dalam bank peti.
Pada zaman dahulu, peti kayu ini hanya digunakan untuk membawa uang di antara petugas kasir untuk disetor ke kepala kasir. Setelah uang terkumpul oleh kepala kasir, uang tersebut lalu dibawa ke ruang Kluis utama.
Bahan kayu dipilih pada awalnya karena bahannya mudah dicari dan harganya lebih murah dibandingkan dengan besi.
Peti aluminium tempat menyimpan uang untuk dikirim oleh bank, sebelum hadirnya teknologi transfer digital, di Museum Bank Mandiri, Kota Tua, Jakarta Barat, Rabu (27/8/2025).
Peti kayu ini banyak digunakan oleh bank-bank pendahulu seperti Nederlandsche Handel Matschappij (NHM), Nederlandsch Indisch Handelsbank (NIHB) dan Escomptobank.Setelah peti berbahan kayu, peti uang berbahan aluminium kemudian muncul sebagai penyempurna tempat penyimpanan uang generasi tahun 70-80 an.
Peti aluminium ini menggunakan kunci kombinasi pada sistem pengamanan selain kunci gembok.
Peti uang jenis ini digunakan pada periode 1990-2000 an, oleh bank-bank pendahulu seperti Bank Expor Impor (BankExim), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo).
Jika tertarik dengan sejarah perbankan di Indonesia mulai dari zama Kolonial Belanda sampai sekarang, kamu bisa berkunjung ke Museum Bank Mandiri.
Lokasinya berada di kawasan Kota Tua Jakarta, tepatnya di Jalan Lapangan Stasiun Nomor 1, RT 3/RW 6, Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!