Gaji AI Wrangler Bikin Melongo, Profesi Baru yang Jadi Incaran Perusahaan
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan kecerdasan buatan (AI) tidak hanya mengubah cara manusia bekerja, tetapi juga melahirkan profesi baru yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan. Salah satunya adalah AI Wrangler, sebuah pekerjaan yang mulai populer di Amerika Serikat dan beberapa negara maju lainnya.
Profesi ini hadir seiring meningkatnya kebutuhan perusahaan untuk mengawasi, menguji, sekaligus memastikan sistem AI berjalan dengan baik tanpa menimbulkan kesalahan fatal.
Berbeda dengan insinyur AI atau data scientist yang berfokus pada pengembangan model, AI Wrangler lebih menitikberatkan pada proses pemantauan, pengendalian, hingga evaluasi output AI agar tetap relevan, akurat, dan etis.
Tugas ini sangat penting, mengingat AI berpotensi menghasilkan informasi yang salah atau bias apabila tidak diawasi dengan benar. Tidak heran, posisi ini semakin dicari karena perusahaan mulai menyadari risiko besar yang mungkin timbul jika kecerdasan buatan bekerja tanpa pengawasan manusia.
Lantas, apa saja tugas utama seorang AI Wrangler dan berapa kisaran gaji yang bisa didapatkan? Berikut penjelasannya, seperti dirangkum dari berbagai sumber, Jumat, 29 Agustus 2025.
1. Memantau dan Menguji Output AI
AI Wrangler bertugas untuk mengawasi kinerja sistem kecerdasan buatan setiap saat. Mereka melakukan pengujian berulang pada hasil keluaran model, memastikan tidak terjadi kesalahan logika maupun "halusinasi" data. Peran ini bisa disamakan dengan quality assurance, namun khusus untuk dunia AI.
2. Mengintegrasikan AI ke Proses Bisnis
Selain mengawasi, AI Wrangler juga bertanggung jawab mengintegrasikan teknologi AI ke dalam proses bisnis perusahaan. Mereka membantu menyusun strategi agar AI benar-benar memberikan nilai tambah, baik dalam efisiensi kerja maupun peningkatan produktivitas.
3. Menjamin Keamanan dan Kepatuhan Etis
Isu keamanan dan etika menjadi perhatian utama dalam implementasi kecerdasan buatan. AI Wrangler memastikan sistem AI tidak melanggar regulasi, menjaga privasi data, serta mencegah terjadinya penyalahgunaan. Peran ini membuat profesi ini sangat penting di sektor publik maupun swasta.
4. Kisaran Gaji AI Wrangler di Luar Negeri
Meski masih tergolong baru, estimasi gaji AI Wrangler dapat dilihat dari profesi serupa seperti AI Engineer atau AI Operations Manager. Di Amerika Serikat, kisaran gaji entry-level berada di angka US$50.000 hingga US$100.000 per tahun atau setara Rp820 juta hingga Rp1,64 miliar.
Untuk level menengah, seperti AI Operations Manager, pendapatan bisa mencapai US$90.000 hingga US$170.000 per tahun, atau sekitar Rp1,47 miliar hingga Rp2,79 miliar.
Bagi AI Wrangler dengan pengalaman lebih tinggi atau yang bekerja di perusahaan teknologi besar, gaji dapat menembus US$150.000 hingga US$300.000 per tahun, atau setara Rp2,46 miliar hingga Rp4,92 miliar.
Bahkan, di industri finansial seperti hedge fund, paket kompensasi untuk talenta AI bisa mencapai US$400.000 per tahun atau sekitar Rp6,56 miliar, dengan total insentif dan bonus mendekati setengah juta dolar.
5. Peluang Karier AI Wrangler di Masa Depan
Permintaan terhadap profesi ini diperkirakan terus meningkat seiring meluasnya pemakaian AI di berbagai sektor, mulai dari teknologi, kesehatan, hingga pemerintahan. AI Wrangler menjadi jembatan antara sistem AI dengan kebutuhan manusia, sehingga keberadaannya akan semakin krusial dalam menjaga akurasi sekaligus etika penggunaan kecerdasan buatan.
AI Wrangler merupakan profesi baru yang lahir dari kebutuhan mendesak akan pengawasan sistem kecerdasan buatan. Dengan tanggung jawab menguji, mengawasi, serta memastikan AI berjalan sesuai tujuan, profesi ini diprediksi akan semakin dicari di masa depan.
Menariknya, gaji yang ditawarkan pun sangat kompetitif, mulai dari US$50.000 atau Rp820 juta hingga US$400.000 atau Rp6,56 miliar per tahun tergantung tingkat pengalaman dan industri tempat bekerja.
Bagi Anda yang tertarik berkarier di dunia teknologi, AI Wrangler bisa menjadi salah satu opsi yang menjanjikan, terutama jika memiliki minat di bidang kecerdasan buatan, pengendalian sistem, dan etika digital.
