Mengenal AI Wrangler, Pekerjaan Baru yang Bakal Dicari Banyak Perusahaan

Dalam dua tahun terakhir, istilah Artificial Intelligence (AI) bukan lagi sekadar jargon teknologi, tetapi sudah menjadi bagian nyata dari bisnis dan kehidupan sehari-hari.
Sejak kemunculan ChatGPT dan berbagai alat generative AI lainnya, banyak perusahaan hingga pekerja lepas independen mulai menggunakannya untuk menunjang produktivitas.
Bahkan, raksasa teknologi dunia rela menggelontorkan miliaran dolar untuk masuk ke sektor ini. Fenomena ini memicu lonjakan permintaan tenaga kerja di bidang AI, sementara secara mengejutkan, lowongan kerja di sektor IT umum justru menurun.
Generative AI tampaknya sudah mengguncang pasar tenaga kerja global. Seperti halnya setiap kemunculan teknologi baru, kekhawatiran soal hilangnya pekerjaan tak terelakkan.
Namun, para pakar menyebut bahwa AI tidak serta-merta memicu pengangguran massal, melainkan membuka peluang lahirnya keterampilan baru. Salah satu profesi yang kini sedang naik daun adalah AI Wrangler.
Apa Itu AI Wrangler?

Ilustrasi AI masuk kantor.
AI Wrangler adalah sebutan untuk tenaga ahli yang mampu menjinakkan, mengelola, dan memaksimalkan penggunaan generative AI di dalam alur kerja perusahaan.
Bukan hanya sekadar membuat prompt, peran AI Wrangler adalah merancang ekosistem kerja yang menggabungkan input manusia, output AI, lalu diolah kembali melalui umpan balik manusia untuk menghasilkan hasil yang lebih akurat dan bermanfaat.
“Menjadi ‘kompeten menggunakan ChatGPT’ akan menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan ke depannya. Bukan hanya soal menulis prompt, tetapi juga membangun alur kerja yang menggabungkan input manusia, output AI, serta umpan balik manusia dalam siklus bersama AI,” kata Mark Kashef, konsultan AI dan Prompt Engineer di Fiverr, seperti dikutip dari Blood Business, Kamis, 28 Agustus 2025.
Dengan kata lain, AI Wrangler bukan hanya pengguna AI biasa, melainkan arsitek alur kerja cerdas yang memastikan AI benar-benar memberikan nilai tambah.
Tren Pasar Kerja: AI Naik, IT Turun
Data terbaru menunjukkan penurunan sekitar 30 persen pada lowongan kerja IT dalam 12 bulan terakhir, tapi sebaliknya, daftar pekerjaan terkait AI meningkat 10 persen pada periode yang sama.
Tren ini diperkirakan terus berlanjut, bahkan pada 2033 generative AI diprediksi menciptakan lebih dari setengah miliar pekerjaan baru.
Saat ini, baru 15 persen perusahaan yang mengadopsi AI generatif, sehingga permintaan tenaga kerja akan melonjak seiring meningkatnya angka tersebut.
“Meskipun AI mungkin akan menggantikan beberapa pekerja yang memiliki kompetensi minim dalam pekerjaannya, jauh lebih mungkin bahwa [AI generatif] akan menjalankan tugas-tugas rutin yang memungkinkan para pekerja berinovasi dan mengembangkan bisnis mereka,” ungkap Martha Heller, CEO firma rekrutmen IT, Heller Search.
Skill yang Dibutuhkan untuk Jadi AI Wrangler
Lonjakan lowongan kerja AI menggambarkan kebutuhan spesifik perusahaan. Generative AI tetap membutuhkan input data berkualitas, sehingga keahlian literasi data dan integrasi data akan sangat dicari.
Selain itu, pekerja yang mahir menggunakan alat AI, membangun AI agents, hingga mengintegrasikan AI ke produk dan layanan akan lebih kompetitif di pasar kerja.
Permintaan data scientist di sektor keuangan, teknologi, dan pemasaran juga diperkirakan meningkat tajam.
Masa Depan Profesi AI Wrangler
Profesi AI Wrangler disebut-sebut akan menjadi garda depan dalam transformasi dunia kerja. Mereka tidak hanya menguasai teknologi, tetapi juga menjembatani kemampuan AI dengan kebutuhan bisnis nyata.
Perusahaan yang memahami hal ini akan berinvestasi lebih banyak untuk membangun tim dengan kompetensi AI yang mumpuni.