Masih Dicari Perusahaan, 7 Profesi Entry Level dengan Gaji Menggiurkan Ini Belum Bisa Digantikan AI

Ilustrasi perawat
Ilustrasi perawat

 Perkembangan kecerdasan buatan (AI) membawa dampak besar terhadap dunia kerja. Banyak profesi mulai tergeser karena otomatisasi mampu menyelesaikan tugas lebih cepat dan efisien. 

McKinsey memperkirakan bahwa jutaan pekerjaan di seluruh dunia berpotensi terdampak oleh AI dan otomatisasi dalam beberapa tahun mendatang. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi generasi muda yang baru memulai karier.

Namun, tak semua profesi dapat digantikan AI. Beberapa pekerjaan entry level justru masih dibutuhkan karena mengandalkan kreativitas, keterampilan interpersonal, serta pengetahuan praktis yang sulit direplikasi oleh mesin. 

Menariknya, pekerjaan-pekerjaan ini tidak hanya aman dari risiko digantikan AI, tetapi juga menawarkan gaji yang cukup tinggi untuk level pemula. Berikut adalah daftar pekerjaan entry level dengan gaji tinggi yang masih aman dari AI, berdasarkan laporan dari World Economic Forum, Glassdoor, dan Indeed.

1. Perawat

Profesi perawat masih menjadi salah satu pekerjaan yang paling aman dari otomatisasi. Alasannya, perawat membutuhkan empati, komunikasi, serta keterampilan langsung dalam merawat pasien—hal yang belum bisa dilakukan AI. 

Di Amerika Serikat, gaji awal perawat tercatat sekitar US$65.000 per tahun (sekitar Rp1 miliar), dan di Indonesia profesi ini juga menjanjikan karena tingginya kebutuhan tenaga kesehatan.

2. Guru atau Pengajar

Meski teknologi e-learning berkembang pesat, peran guru tetap vital dalam proses pendidikan. Guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga membangun karakter, memberi motivasi, dan mendampingi perkembangan murid. Gaji guru entry level di luar negeri, misalnya di Kanada, bisa mencapai US$40.000 per tahun (sekitar Rp600 juta).

3. Analis Data Junior

Meskipun AI dapat mengolah data, peran manusia tetap penting dalam menginterpretasikan hasil analisis dan menyesuaikannya dengan konteks bisnis. Analis data junior biasanya memulai dengan gaji sekitar US$55.000 per tahun (Rp850 juta) di Amerika, dan profesi ini diperkirakan akan terus dicari karena meningkatnya kebutuhan perusahaan terhadap data-driven decision making.

4. Terapis Kesehatan Mental

Permintaan akan layanan kesehatan mental semakin meningkat, apalagi pasca pandemi. Terapis harus membangun kepercayaan, memahami emosi klien, serta memberikan pendekatan personal yang tidak bisa digantikan AI.

5. Pekerja Sosial

Profesi ini menuntut interaksi langsung, empati, dan pemahaman mendalam terhadap permasalahan sosial masyarakat. AI tidak mampu meniru kedekatan emosional yang diperlukan dalam pekerjaan ini. Di Inggris, pekerja sosial entry level bisa mendapatkan gaji sekitar Rp600 juta per tahun.

6. Desainer Grafis

Meski ada aplikasi AI yang bisa membuat desain, kreativitas manusia tetap tak tergantikan. Desainer grafis tidak hanya membuat visual menarik, tetapi juga mampu menyesuaikan dengan identitas merek dan tren budaya. Gaji awal desainer grafis di Singapura rata-rata S$40.000 per tahun atau Rp460 juta.

7. Tenaga Medis Teknis (Radiografer, Teknisi Laboratorium)

Profesi ini membutuhkan keahlian teknis yang presisi, interaksi dengan pasien, dan keputusan cepat berdasarkan hasil pemeriksaan medis. Meskipun AI bisa membantu analisis, tenaga medis teknis tetap diperlukan untuk pelaksanaan prosedur. Di Amerika, gaji entry level radiografer mencapai US$50.000 per tahun (Rp750 juta).

Dari daftar di atas, terlihat bahwa pekerjaan yang aman dari AI umumnya memiliki unsur kemanusiaan, kreativitas, serta keterampilan teknis yang sulit diduplikasi mesin. Jika Anda sedang merencanakan karier, memilih salah satu profesi ini bisa menjadi langkah strategis. 

Tidak hanya menawarkan gaji tinggi di level entry, tetapi juga memberikan prospek jangka panjang yang stabil di tengah gempuran teknologi.