Profesi Baru Bergaji Fantastis Ini Terancam Lenyap Gara-gara AI Makin Canggih

Dalam dua tahun terakhir, istilah prompt engineer mencuat sebagai salah satu profesi baru yang lahir di tengah tren kecerdasan buatan (AI). Pekerjaan ini merujuk pada kemampuan menyusun instruksi atau prompt agar AI dapat menghasilkan jawaban yang relevan, tepat, dan sesuai kebutuhan pengguna.
Bahkan, sempat beredar kabar bahwa gaji seorang prompt engineer bisa menembus angka fantastis, terutama di perusahaan teknologi besar.
Namun, seiring berkembangnya teknologi AI, terutama large language models, muncul pertanyaan, masihkah profesi ini relevan? Atau justru hanya fenomena sesaat yang segera digantikan oleh kemampuan AI itu sendiri?
Banyak pakar menilai bahwa profesi ini tidak akan benar-benar hilang, melainkan berevolusi menjadi peran lain yang lebih strategis. Mari kita simak pandangan dari berbagai sumber internasional mengenai masa depan prompt engineer.
Prompt Engineer Dianggap Mulai Redup
Beberapa laporan menunjukkan bahwa popularitas prompt engineer mulai menurun. Menurut Salesforce Ben, jumlah lowongan pekerjaan dengan label khusus “prompt engineer” sudah merosot tajam.
Hal ini sejalan dengan survei Microsoft yang menempatkan profesi ini sebagai salah satu peran paling tidak diminati untuk tahun-tahun mendatang.
Selain itu, melansir dari Entrepreneur, model AI kini semakin cerdas. Jika dulu pengguna harus membuat prompt yang detail agar hasil sesuai, kini AI bisa memahami konteks dan bahkan menanyakan klarifikasi. Artinya, kebutuhan akan keahlian membuat prompt rumit sudah jauh berkurang.
Profesi yang Berevolusi
Meski dianggap redup, beberapa pakar berpendapat bahwa prompt engineer tidak benar-benar lenyap, melainkan berevolusi. IEEE Spectrum menulis bahwa keterampilan prompting masih dibutuhkan, terutama dalam tahap pengembangan sistem AI untuk kebutuhan industri.
Misalnya, ketika perusahaan ingin memastikan model AI sesuai standar etika, akurat, dan aman digunakan dalam skala besar. Business Insider bahkan melaporkan bahwa ada profesi baru bernama AI Wrangler di Google.
Peran profesi tersebut pada dasarnya mirip dengan prompt engineer, tetapi cakupannya lebih luas. Tidak hanya sekadar menulis prompt, tetapi juga memilih model AI yang tepat, menguji hasil, serta menyesuaikannya dengan kebutuhan bisnis.
Masih Dibutuhkan dalam Dunia Bisnis
Menurut Economic Times, banyak perusahaan teknologi besar kini mencari tenaga kerja yang memahami agentic AI, yaitu sistem AI yang bisa bekerja secara otonom. Dalam konteks ini, keahlian prompt tetap relevan karena menjadi dasar bagaimana manusia mengarahkan AI untuk menyelesaikan tugas dengan benar.
Prompt engineering tidak lagi berdiri sebagai profesi tunggal, melainkan menjadi keterampilan tambahan yang melekat pada berbagai bidang seperti analisis data, pengembangan perangkat lunak, hingga konsultan AI.
Bahkan Times of India menyebut bahwa prompt engineering bisa menjadi “lifeline” bagi karier di era AI, khususnya bagi mereka yang ingin beradaptasi dengan cepat di dunia kerja. Keterampilan ini memungkinkan seseorang menguasai interaksi dengan AI tanpa harus menguasai coding yang kompleks.
Prompt engineer memang tidak lagi setenar saat pertama kali muncul, dan peluang kerja dengan label khusus tersebut semakin jarang. Namun, bukan berarti profesi ini benar-benar hilang.
Keterampilan prompting tetap penting, hanya saja kini menjadi bagian dari peran yang lebih luas seperti AI Wrangler, AI Trainer, atau spesialis integrasi AI.
Bagi Anda yang tertarik di bidang ini, alih-alih hanya berfokus pada pembuatan prompt, sebaiknya mulai mengembangkan keahlian tambahan seperti analisis data, etika AI, dan pemahaman bisnis.