Sempat Digadang Jadi Karier Masa Depan, Profesi Bergaji Besar Ini Kini Diprediksi Bakal Lenyap

Ilustrasi manajemen data / Artificial Intelligence (AI)
Ilustrasi manajemen data / Artificial Intelligence (AI)

 Beberapa tahun terakhir, perkembangan kecerdasan buatan (AI) telah menciptakan berbagai peluang kerja baru. Salah satunya adalah profesi yang sempat disebut sebagai pekerjaan bergaji enam digit dengan prospek cerah. 

Ketika ChatGPT meluncur pada tahun 2023, dunia teknologi menyambut lahirnya jalur karier baru yang disebut prompt engineering. Banyak pihak menganggapnya sebagai kesempatan emas untuk memulai karier baru dengan potensi gaji hingga US$200.000 tanpa memerlukan keterampilan coding.

Namun, kenyataan berbicara lain. Profesi yang awalnya dianggap sebagai masa depan karier teknologi ternyata tidak berkembang sesuai harapan. Seiring kemajuan pesat AI yang semakin cerdas dan mampu memahami konteks manusia, pekerjaan ini justru mengalami penurunan relevansi.

Sebagaimana diketahui, pada 2023, profesi ini sempat digadang-gadang sebagai jalur karier baru, terutama karena tidak membutuhkan latar belakang pemrograman. “Prompt engineering sebagai keterampilan masih jelas merupakan hal yang baik untuk dimiliki, tetapi itu bukan sebuah jabatan penuh,” kata Allison Shrivastava, ekonom di Indeed, sebagaimana dikutip dari Fortune, Rabu, 27 Agustus 2025.

Data dari Indeed menunjukkan bahwa pencarian pekerjaan prompt engineer memuncak pada April 2023. Namun, kemajuan teknologi AI justru mempercepat penurunan kebutuhan terhadap profesi ini. 

Beberapa tahun lalu, AI generatif masih penuh halusinasi dan kesulitan memahami maksud pengguna. Kini, alat-alat tersebut semakin menyerupai manusia, bahkan mampu mengajukan pertanyaan balik jika sesuatu masih belum jelas.

Ilustrasi aktivitas / bekerja.

Ilustrasi aktivitas / bekerja.

Meski sebagai profesi ia meredup, keterampilan prompt engineering tetap berharga. Shrivastava menegaskan bahwa keterampilan ini kini bergeser dari sesuatu yang eksklusif di bidang teknologi menjadi kompetensi yang sebaiknya dimiliki semua pekerja. 

Hal ini sejalan dengan laporan LinkedIn yang menyebut literasi AI adalah keterampilan dengan pertumbuhan tercepat di Amerika Serikat. Sebuah survei juga menunjukkan 99 persen pemimpin HR diminta untuk menambahkan keterampilan AI ke dalam persyaratan kerja. 

Namun, Shrivastava mencatat bahwa meskipun ada peningkatan permintaan, jumlah lowongan kerja terkait AI masih relatif kecil. Istilah generative AI hanya muncul di tiga dari setiap 1.000 lowongan di Indeed, meskipun penyebutannya naik 170 persen tahun lalu.

Lebih jauh lagi, sekitar dua pertiga dari pekerjaan di Indeed sudah menuntut keterampilan yang sebenarnya bisa ditangani AI. Namun, Shrivastava tetap memberi dorongan positif bagi para pencari kerja. “Jangan takut melamar hanya karena ada persyaratan yang tampak sulit,” ujannya.

Prediksi sam altman dan masa depan keterampilan AI

Fakta bahwa prompt engineering tidak berkembang sesuai harapan tidak terlalu mengejutkan bagi sebagian pelaku industri. Bahkan pada tahun 2022, CEO OpenAI, Sam Altman, sudah memperkirakan hal ini. 

“Saya tidak berpikir kita akan melakukan prompt engineering dalam lima tahun ke depan. Hal ini akan terintegrasi di mana-mana, hanya dengan teks, atau suara, tergantung konteks, Anda cukup berinteraksi dalam bahasa dan komputer akan melakukan apa pun yang Anda inginkan,” jelasnya.

Meski begitu, Altman tetap melihat adanya nilai dalam pola pikir di balik prompt engineering. Dalam wawancara bersama pengusaha Varun Mayya, ia menyebut profesi ini sebagai contoh unik dari pekerjaan baru yang sulit dibayangkan keberadaannya beberapa dekade lalu. 

“Saya benar-benar mendorong orang untuk memiliki keyakinan sendiri tentang bagaimana keadaan di masa depan. Hanya karena sesuatu bukanlah pekerjaan yang secara historis bernilai tinggi atau berstatus tinggi, bukan berarti tidak akan begitu di masa depan.”