Bos ChatGPT Ramal Anak Muda di Masa Depan Bisa Bekerja di Luar Bumi dan Bergaji Tinggi

pekerjaan masa depan, chatGPT, OpenAI, sam altman, Gen Alpha, anak muda masa depan, Bos ChatGPT Ramal Anak Muda di Masa Depan Bisa Bekerja di Luar Bumi dan Bergaji Tinggi

Chief Executive Officer (CEO) OpenAI, Sam Altman, menyampaikan pandangan kontroversial tentang masa depan pekerjaan generasi mendatang.

Dalam wawancara terbaru, Altman memprediksi bahwa lulusan perguruan tinggi dari Generasi Alpha (anak-anak yang lahir setelah tahun 2010) akan memiliki peluang kerja yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya, termasuk bekerja di luar Bumi.

"Anak-anak yang baru lahir hari ini akan bekerja di seluruh tata surya, dengan pekerjaan bergaji tinggi, hanya dalam waktu sepuluh tahun ke depan," kata Altman, 

Pernyataan tersebut menjadi bagian dari diskusi tentang pesatnya perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), yang diyakini akan mengubah total lanskap pasar kerja global dalam waktu singkat.

Altman menggambarkan masa depan itu sebagai era yang penuh optimisme, di mana manusia akan terbebas dari pekerjaan kasar dan repetitif, digantikan oleh tugas-tugas yang lebih kreatif, strategis, dan mendalam secara intelektual.

Namun, ia juga mengakui transisi menuju masa depan tersebut tidak akan mudah.

Kontras dengan Generasi Z

Komentar Altman mencuat di tengah kekhawatiran nyata yang dialami Generasi Z saat ini yang justru tengah menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan pekerjaan tetap, stabil, dan layak.

Menurut laporan Fortune, banyak lulusan perguruan tinggi dari Generasi Z yang kesulitan memasuki dunia kerja karena perusahaan-perusahaan semakin bergantung pada sistem otomatisasi dan AI.

Data dari Federal Reserve AS bahkan menunjukkan bahwa tingkat pengangguran muda meningkat dalam dua tahun terakhir, terutama di sektor-sektor yang sebelumnya menyerap banyak tenaga kerja pemula, seperti layanan pelanggan, penulisan konten, dan pekerjaan administratif.

Prediksi terlalu ambisius

Pernyataan Altman di atas menuai respons beragam. Sebagian pihak mengapresiasi visi futuristik tersebut, namun tak sedikit pula yang menganggapnya terlalu ambisius.

Profesor teknologi dari Stanford University, Emily Tang, menyebut pernyataan itu sebagai prediksi yang inspirasional tapi perlu pembuktian.

Ia menilai bahwa mewujudkan tenaga kerja lintas planet memerlukan lebih dari sekadar kecanggihan AI, melainkan juga infrastruktur, regulasi global, dan kesiapan sosial.

"Teknologi memang bisa melesat. Tapi masyarakat butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi," ujarnya, seperti  dikutip KompasTekno dari Fortune, Kamis (21/8/2025).

pekerjaan masa depan, chatGPT, OpenAI, sam altman, Gen Alpha, anak muda masa depan, Bos ChatGPT Ramal Anak Muda di Masa Depan Bisa Bekerja di Luar Bumi dan Bergaji Tinggi

Sam Altman saat menghadiri konferensi tahunan Allen & Company di Sun Valley, Idaho, Amerika Serikat.

Peran OpenAI

Sebagai pemimpin perusahaan yang mengembangkan ChatGPT dan sederet model AI canggih lainnya, Altman berada di pusat transformasi digital dunia.

Ia berpendapat bahwa AI bukan sekadar alat, melainkan kekuatan yang akan membentuk ulang sistem ekonomi, pendidikan, dan ketenagakerjaan global.

"Kalau kita bisa menggunakan teknologi ini dengan cara yang benar, kita tidak hanya akan meningkatkan produktivitas, tapi juga kualitas hidup miliaran manusia," kata Altman dalam kesempatan terpisah.

Dalam konteks ini, Altman mendorong sistem pendidikan untuk segera beradaptasi. Ia menyarankan agar kurikulum mulai menyiapkan generasi muda untuk menghadapi dunia yang sangat berbeda, termasuk menekankan pada kreativitas, literasi teknologi, dan kemampuan kolaboratif dengan mesin.

Altman menekankan bahwa pekerjaan masa depan tidak lagi soal menghafal atau mengerjakan perintah, tetapi berpikir secara kritis dan mencipta, dua hal yang menurutnya tak bisa digantikan oleh mesin, setidaknya dalam waktu dekat.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!